Jakarta, Menghadiri sebuah sesi tanya jawab di Australia, Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi tampil mengesankan saat bicara tentang upayanya menanggulangi HIV-AIDS di Indonesia. Salah satunya, di kalangan pengguna narkoba suntik.
Menkes menjawab pertanyaan sensitif tentang pembagian jarum suntik steril di kalangan pengguna narkoba suntik. Diakuinya, hambatan dalam melakukan upaya tersebut dialaminya di masa-masa awal menjabat sebagai Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Indonesia (KPAI).
Menjawab kontroversi tentang hal tersebut, Menkes menyampaikan data tentang 330.000 anak muda pemakai narkoba suntik. Di beberapa wilayah, sudah ada 67 persen pengidap HIV (Human Imunodeficiency Virus), Hepatitis C dan sifilis.
"What do we want to do? Do we want to kill them? Or do we want to save them? The easiest way is to kill them," tanya Menkes yang bertandang ke Australia untuk menghadiri Konferensi AIDS 2014, seperti dikutip dari abc.net.au, Jumat (25/7/2014).
Menurut Menkes, membunuh para pemakai narkoba adalah langkah yang paling mudah karena tidak perlu melakukan apapun. Berdebat terus saja, maka penyakit-penyakit yang menggerogoti tubuh akan membunuh mereka dengan sendirinya. Memenjarakannya sebagai pelaku tindak kriminal juga akan semakin mempermudah, karena di penjara akan dipukuli oleh narapidana lainnya.
"But we are the government. Where were we when our kids became victims of the drug pushers? And there was total silence. Then a policeman came and said, 'Ibu, you're right. We have to save them if we can. Because my son is a drug user. And I don't know what to do'," lanjut Menkes, disambut tepuk tangan meriah pada hadirin yang memadati Melbourne Town Hall.
Selengkapnya, pernyataan Menkes dalam diskusi tersebut bisa disimak dalam video berikut ini.
[embedded content]
(up/rdn)