Jakarta, Gangguan hormon yang dialami Lionel Messi membuat pertumbuhan tinggi badannya terhambat. Menurut konsultan endokrinologi anak, kelainan seperti ini bisa diatasi asal terdeteksi dan ditangani sejak dini. Minimal, sebelum pubertas.
"Sedini mungkin, ya kalau bisa sebelum pubertas," kata dr Aman Pulungan, SpA(K), konsultan endokrinologi anak dari RS Cipto Mangunkusumo, saat dihubungi detikHealth, Senin (14/7/2014).
Menurut dr Aman, Growth Hormon Deficiency (GHD) atau kekurangan hormon pertumbuhan seperti yang dialami striker Argentina tersebut bisa terdeteksi sejak usia balita, bahkan sejak lahir. Yang penting, segera periksakan jika ada yang tidak normal pada grafik pertumbuhan anak.
Messi yang juga bermain untuk klub asal Spanyol, Barcelona, didiagnosis mengalami kelainan ini pada usia 9 tahun. Dengan biaya penuh dari klubnya, Messi menjalani terapi Human Growth Hormone (HGH) selama 3 tahun untuk mendapatkan tinggi badannya saat ini, yakni 5 kaki 7 inchi atau sekitar 169,92 cm.
Terapi untuk mengatasi kelainan hormon ini, menurut dr Aman tidak sulit dilakukan. Rumah sakit manapun yang memiliki konsultan endokrinologi anak, bisa melakukannya. Namun diakui, harganya memang tidak murah.
"Untuk yang paling ringan bisa mencapai Rp 5-6 juta perbulan. Lamanya, bisa selamanya tergantung kondisinya," kata dr Aman.
Karena faktor biaya pula, mimpi Messi untuk menjadi pemain bola profesional nyaris pupus. Untung, tekad dan juga bakat alaminya mengantarkan striker berjuluk 'si Kutu' ini menjadi pemain terbaik Piala Dunia 2014 di Brasil.
(up/rdn)