Orang dewasa berusia lebih tua dan memiliki kualitas tidur yang buruk, membuat proses penyusutan di otak semakin cepat.
Liputan6.com, Jakarta Beragam penelitian telah menunjukkan bahwa tidur malam selama 7 sampai 8 jam akan berdampak baik untuk kesehatan tubuh sendiri. Meski begitu, tetap saja masih banyak orang yang tidak melakukannya dengan benar. Para peneliti pun telah mengingatkan, orang dewasa berusia lebih tua dan memiliki kualitas tidur yang buruk, membuat proses penyusutan di otak semakin cepat.
Temuan ini berimplikasi penting pada pemahaman tentang pentingnya istirahat para lansia. Para peneliti di Dukes-NUS Graduate Medical School Singapore, mengatakan, mereka yang tidur lebih sedikit jam menunjukkan bukti pembesaran ventrikel lebih cepat dan penurunan kinerja kognitif.
Penelitian sebelumnya telah meneliti dampak dari durasi tidur pada fungsi kognitif orang dewasa yang lebih tua. Meskipun pembesaran ventrikel otak lebih cepat merupakan penanda untuk penurunan kognitif, dan perkembangan penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer, efek dari tidur pada penanda ini belum pernah diukur.
Untuk memastikan pendapat ini, para peneliti melakukan sebuah studi yang melibatkan 66 orang dewasa berusia tua yang berasal dari China, dari Singapura-Longitudinal Aging Brain Study.
Lalu, peserta menjalani pemindaian otak dengan MRI untuk mengukur volume dan melakukan penilaian neuropsikolgi, pengujian fungsi kognitif setiap dua tahun. Selain itu, durasi tidur juga direkam.
Dr Juni Lo dari Duke-NUS Research Fellow mengatakan, mereka yang kurang tidur beberapa jam menunjukkan bukti ada pembesaran ventrikel lebih cepat dan penurunan kinerja kognitif.
"Temuan kami berhubungan erat antara waktu tidur yang pendek sebagai penanda adanya penuaan pada otak," kata Dr Juni seperti dikutip Daily Mail, Rabu (2/7/2014)
(Gabriel Abdi Susanto)