Pages

Senin, 02 Juni 2014

health.detik
Detik.com sindikasi 
Eventbrite makes it happen

Create an event and sell tickets online through Eventbrite. It's simple! Sign up and get started today.
From our sponsors
Bukan Gula yang Picu Diabetes, Tapi Kegemukan Akibat Terlalu Banyak Gula
Jun 2nd 2014, 06:00

Sydney, Tak ada salahnya punya makanan favorit berupa permen atau cokelat. Namun sebagian besar orang yang tahu mungkin akan mewanti-wanti jangan sampai Anda kebanyakan makan karena mereka khawatir Anda terserang diabetes alias sakit gula.

Namun benarkah mengonsumsi makanan dengan kandungan gula tinggi langsung berisiko meningkatkan risiko diabetes?

"Memang benar diabetes adalah penyakit di mana dalam darah penderitanya terkandung glukosa (salah satu jenis gula) dalam kadar berlebihan. Tapi bukan berarti ini karena Anda kebanyakan makan gula, bahkan sebenarnya ini mitos, tak ada hubungannya," terang Profesor Ian Caterson dari University of Sydney.

Prof Caterson menambahkan kebanyakan makan makanan yang mengandung gula tinggi dapat menyebabkan berat badan melonjak. Berat badan di atas ideal inilah yang dapat memicu diabetes yang paling umum, yaitu diabetes tipe 2. Namun mengonsumsi makanan tak sehat dalam jumlah berlebih juga akan menimbulkan akibat serupa.

"Jadi diabetes tipe 2 itu lebih karena kelebihan berat badan, terutama di seputaran pinggang, daripada karena mengonsumsi makanan tertentu," simpulnya seperti dikutip dari ABC Australia, Senin (2/6/2014).

Lantas, bagaimana bisa kelebihan berat badan menyebabkan sakit gula? Sebenarnya glukosa merupakan salah satu sumber energi utama tubuh. Biasanya setelah makanan yang mengandung glukosa seperti kentang, roti, pasta, nasi, buah dan susu tertelan dan dicerna, glukosa ini akan dilepaskan dan diserap ke dalam aliran darah, lalu diangkut ke sel-sel tubuh dengan kendali insulin.

Akan tetapi Prof Caterson menjelaskan bila ada lemak ekstra yang menumpuk dalam tubuh, maka insulin yang dihasilkan juga harus lebih banyak. Pada akhirnya kebutuhan insulin menjadi begitu tinggi sehingga pankreas (penghasil insulin) tak dapat memenuhi pasokan insulin yang dibutuhkan. Akibatnya terjadinya diabetes.

"Penderita diabetes memiliki kadar gula darah yang tinggi karena mereka masih menyerap gula dari makanan tapi tak bisa mencernanya dengan cepat dan tepat," kata direktur Boden Institute of Obesity, Nutrition Exercise & Eating Disorders, University of Sydney tersebut.

Selain itu, penumpukan glukosa dalam darah tadi ujung-ujungnya juga akan merusak pembuluh darah, dan dari sinilah muncul risiko serangan jantung, stroke, gangguan ginjal, mata, kaki hingga saraf.

(lil/up)

Ingin Mendapatkan Rp 500,000 dari detikHealth ? Ceritakan Pengalaman Dietmu di Sini

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Media files:
130351_144858_obesedriverts.jpg (image/jpg, 0 MB)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions