Liputan6.com, Jakarta Perokok kini begitu mudahnya membeli rokok eceran di setiap tempat. Ini semua akibat harga rokok yang masih murah. Alhasil, jumlah perokok pemula cenderung meningkat secara signifikan. Belum lagi mengubah kebiasaan generasi muda untuk tidak merokok bukan pekerjaan yang mudah. Apalagi banyak yang menganggap `perokok itu keren`.
"Dulu nggak merokok itu nggak keren. Sekarang keren loh nggak merokok," kata Menteri Kesehatan RI Nafsiah Mboi saat acara peringatan `Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2014` di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Senin (2/6/2014).
Selain itu, Nafsiah juga mengungkapkan kekecewaannya dalam penerapan peraturan tentang rokok yang dianggap hanya tulisan dalam kertas putih.
"PP 109 sepertinya masih sangat kurang dimengerti. Saya lihat masih banyak jual rokok ketengan di mana-mana. Di daerah, harga rokok diturunkan satu pak Rp 13 ribu, larangan tentang anak-anak yang menjual rokok juga masih dilanggar. Apakah PP ini hanya di atas kertas?," tegas Nafsiah.
Menkes menuturkan, PP 109 tahun 2012 bermaksud untuk melindungi rakyat agar semua orang tetap sehat di setiap usia. "Kami mengajak seluruh masyarakat untuk mensosialisasikan itu. Seperti peringatan bergambar pada kemasan rokok dengan harapan orang yang mau beli rokok bilang `Nggak jadi deh`. Apalagi perokok pemula."
"Perokok pemula di bawah 25 tahun meningkat. Berdasarkan Riskesdas 2013, perokok terbesar yaitu petani, nelayan dan buruh. Mereka perokok aktif 44,5 persen," ujarnya.
(Melly Febrida) ;
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.