MENGETAHUI cara mendeteksi gangguan bipolar secara awam, penting untuk para orangtua. Pasalnya, informasi itu bisa menjadi kekuatan orangtua bisa mengambil penanganan terbaik bila menemukan gejala bipolar pada anaknya.
Mendeteksi penyakit gangguan bipolar, utamanya merujuk pada suasana hati anak. Menurut dr. AAA Agung Kusumawardhani, SpKJ (K), ahli gangguan jiwa dan psikiatri RS. Cipto Mangunkusumo, bila anak mengalami perubahan mood secara drastis, kondisi itu merupakan salah satu gejala yang perlu dicurigai oleh para orangtua.
"Kalau orangtua ingin belajar cara mendeteksi gangguan bipolar pada anaknya atau tidak, pertama perlu melihat mood-nya. Dalam bahasa awam, gangguan bipolar adalah adanya swing dari mood pada diri si anak. Orangtua bisa melihat kondisinya dari situ, seperti apa gambaran mood-nya selama ini. Misalnya, kalau mood si anak dua sampai tiga hari bagus, oke, atau ceria, tetapi tidak tahu kenapa berbalik ke arah berlawanan jadi depresi, itu merupakan tanda pertama. Intinya, si anak bermasalah dalam mood yang swing, seperti mengayun," katanya secara eksklusif kepada Okezone di Gedung Departemen Psikiatri RS. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, baru-baru ini.
Saat seseorang anak memiliki aktivitas yang berlebihan seperti anak normal lainnya, hal itu merupakan faktor yang bisa diwaspadai para orangtua.
"Bisa dipahami bila seorang anak memiliki kegiatan olahraga tiga kali dalam sepekan. Akan tetapi, bila ada anak berolahraga sehari bisa dua sampai tiga kali ataupun berlipat-lipat dari anak biasanya, kondisi itu juga bisa dicurigai. Gangguan bipolar itu dianalogikan seperti main surfing, bila ada di atas, mereka itu sangat bersemangat, kreativitas tinggi, memiliki energi berlebih, sehingga tidak perlu tidur. Kalau pada remaja, biasanya mereka suka kebut kebutan dan ikut jenis olahraga yang menantang tanpa ada perhitungan," jelasnya.
Dia juga menambahkan bahwa orangtua juga bisa mendeteksi anaknya sedari masih kecil. Tanda-tanda awal yang bisa dicurigai bila si buah hati hiperaktif dan mengalami kesulitan berkonsentrasi.
"Hiperaktif dan susah konsentrasi, meski itu belum gejala pasti. Tetapi hal itu sudah menjadi penanda awal gangguan bipolar pada anak kecil," jelasnya.
Bila para orangtua menemukan anaknya mengalami kondisi itu, dr. Agung menyarankan untuk membawa anaknya ke dokter atau psikiater untuk memastikan apakah anak tersebut mengalami gangguan bipolar.
(tty)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: