Jakarta, Marah, sedih, kecewa, bercampur jadi satu membuat Yang Hu begitu depresi. Penyebabnya adalah dirinya tidak kunjung memiliki kekasih yang nantinya akan jadi pendamping hidup. Nekat, Yang Hu pun memotong alat kelaminnya sendiri.
Pria 26 tahun yang depresi ini yakin tidak akan pernah punya kesempatan menemukan pasangan sebagai akibat dari jam kerjanya yang panjang. Demikian dikutip dari Mirror, Rabu (30/10/2013).
Di tengah keputusasaan, ia memotong penis karena menurutnya alat kelaminnya itu tidak akan berguna dalam hidupnya. Dengan tidak memiliki penis, dia juga yakin dirinya akan berhenti berpikir tentang aneka cara menemukan cinta.
Teman Yang mengatakan bahwa pria itu semakin tertekan saat pindah ke kota. Sebab peluangnya memiliki kekasih menjadi sangat kecil. Yang sehari-hari kerja berjam-jam di sebuah pabrik pakaian di Jiaxing, provinsi Zhejiang di China timur, sehingga dia ragu memiliki kesempatan untuk bertemu dengan wanita pujaan hatinya.
Setelah memotong organ vitalnya, Yang mendadak menyadari kesalahannya. Dia pun bersepeda ke RS untuk mendapatkan perawatan. Dokter yang terkejut memintanya pulang untuk mengambil potongan penis untuk kemudian disambung kembali.
Ketika kembali lagi ke RS, Yang telah kehilangan terlalu banyak darah. Ahli bedah pun tidak bisa menyelamatkan penis Yang.
Orang yang tidak memiliki pasangan memang berpotensi merasa kesepian, sehingga lebih rentan depresi. Ya, merasa kesepian sebenarnya memang tidak baik bagi kesehatan. Menurut penelitian yang dilakukan Ohio State University, kesepian dapat membebani sistem kekebalan tubuh seperti halnya stres kronis. Rasa kesepian dapat mengaktifkan virus herpes pada seseorang dan memunculkan gejala lain yang berkaitan dengan stres kronis.
Para peneliti mengamati bahwa kesepian meningkatkan produksi protein tertentu di dalam tubuh. Protein ini diproduksi dalam tubuh ketika terjadi peradangan dan pada akhirnya bisa memicu banyak penyakit seperti jantung koroner, diabetes tipe 2, arthritis dan Alzheimer. Protein ini juga berkaitan dengan proses penuaan.
Akan tetapi orang yang berpasangan namun kualitas hubungannya buruk, dikaitkan dengan sejumlah gangguan kesehatan, termasuk kematian prematur dan segala macam penyakit yang sangat serius. Jadi sebaiknya apapun kondisi hidup, lebih baik selalu berusaha dilihat dari sudut pandang yang positif.
(vit/ajg)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: