COKELAT sudah diketahui lama memiliki kemampuan menekan hormon stres hingga bisa menenangkan suasana hati seseorang. Namun demikian, apakah hal itu berlaku untuk mempercepat mood kembali normal bagi penderita gangguan bipolar?
Menanggapi hal itu, dr. AAA Agung Kusumawardhani, SpKJ (K) selaku ahli ganguan jiwa, psikiatri sekaligus Kepala Departemen Psikiatri RS. Cipto Mangunkusumo menjelaskan bahwa mengonsumsi cokelat memang bisa membantu mengembalikan mood kembali stabil, tetapi untuk penderita bipolar upaya itu tak akan mempan.
"Iya, cokelat mungkin bisa membantu menenangkan suasan hati penderita bipolar, tetapi itu cuma sebentar dan tidak tidak terlalu bermakna," katanya saat ditemui secara eksklusif kepada Okezone di Gedung Departemen Psikiatri RS. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, baru-baru ini.
Adapun terkait sebagai upaya membantu mempercepat suasana hati kembali normal, dr. Agung menyarankan bahwa alangkah lebih baik bila penderita bipolar menjalani gaya hidup sehat dan mengonsumsi gizi yang baik, terkait juga harus minum obat. Tujuannya, hal itu membantu menyelesaikan tugas-tugas pada masa perkembangannya.
"Baiknya, pasien bipolar itu hidupnya teratur, mulai dari makan sampai jam tidur yang cukup. Bila tidurnya sudah terganggu, para orangtua bisa waspada. Sebab, itu sudah indikasi mengalami episode bipolar, entah manik atau depresi. Kalau si penderita bangun dini hari atau jam tidur, penting kemungkinan besar dia sedang di fase depresi. Sedangkan kalau di posisi manik, biasanya dia tidak tidur karena merasa memiliki banyak energi. Pokoknya, apa saja bakal dia lakukan kalau sedang manik," ulasnya.
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: