MENCEGAH selalu lebih baik dibanding mengobati. Hal ini pun berlaku bagi penderita diabetes dimana ancaman amputasi selalu menghantui.
Risiko amputasi bakal dialami seseorang apabila bagian kaki mereka sudah mengalami pembusukan akibat jaringan yang sudah mati. Sehingga hal itu harus segera diamputasi agar tak meluas pembusukannya, termasuk untuk pasien diabetes.
Menurut dr. Em Yunir, SpPD-KEMD, Kadiv Divisi Metabolik Endoktrin Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK-UI/ RSCM, cara yang bisa dilakukan agar pasien diabetes terhindar infeksi kaki diabetik dan amputasi, mereka sebisa mungkin menghindari luka dan apabila sudah terlanjur ada luka, usahakan jangan sampai lukanya tertekan. Sebab kondisi itu makin mempersulit luka untuk sembuh dan bisa infeksinya bisa meluas.
"Yang perlu diperhatikan saat luka terjadi pada pasien diabetes, mereka harus mengetahui letak luka tersebut apakah berada di telapak kaki atau punggung kaki. Kalau luka sudah terjadi di telapak kaki, secara terpaksa mereka harus berada di tempat tidur sebagai masa pemulihan. Ataupun, ia bisa memakai kursi roda untuk beraktivitas. Intinya jangan sampai luka itu tertekan, itu yang harus diperhatikan. Bila luka masih ada di punggung, diabetesi masih melakukan aktivitas hariannya," jelasnya dalam acara yang bertema Kaki Diabetik, Haruskah Selalu Diamputasi?, di Hotel Mandarin Oriental lantai 3, MH. Thamrin, Rabu (30/10/2013)
Adapun bila luka sudah terlanjur terbuka lebar, disarankan para pengidap diabetes untuk mendapatkan suntik insulin agar luka bisa cepat tertutup. Kondisi itu bisa terjadi karena insulin mengstimulasi pertumbuhan jaringan di kaki jadi bagus. (ind)