Oleh Melly Febrida
Posted: 04/10/2013 06:00
ilustrasi (dw.de)
Liputan6.com, Jakarta : Agama memang tak menganjurkan makan dan minuman yang diperoleh dengan cara haram. Meski belum ada penelitiannya, mengonsumsi makanan atau minuman yang diperoleh dengan cara haram seperti korupsi bisa memengaruhi perilaku seseorang.
Berita Terkait
"Yang haram itu bukan zatnya saja. Yang halal akan menjadi haram jika hasil korupsi. Kalau dimakan maka tanpa disadari mencetak koruptor," kata Psikiater Prof Dr H Dadang Hawari saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (3/10/2013).
"Kalau saya makan sendiri tidak menjadi masalah, tapi kalau saya makan bersama istri dan anak maka akan merata," ujarnya.
Termasuk jika seseorang yang melakukan pencucian uang dengan menyumbangnya ke panti asuhan atau ketempat lainnya, tanpa disadari akan memengaruhi orang-orang yang memakannya.
"Perlu ditanyakan ini uang apa? Banyak panti yang tak menanyakannya. Kalau uang bukan korupsi bolehlah, tapi kalau macam-macam ditolak," jelasnya.
Sebelumnya, Psikiater RS OMNI Alam Sutera, dr.Andri,SpKJ, seseorang yang korupsi bisa karena beberapa faktor. Yakni, tak tahu apa itu korupsi, tahu tapi tetap melakukannya, dan ada pengaruh dari faktor lingkungan dan sosial.
(Mel/*)
Berita Rekomendasi
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: