Pages

Kamis, 03 Oktober 2013

health.detik
Detik.com sindikasi 
Exotic travel ideas.

Searching for your next vacation destination? Subscribe to Off The Beaten Path, a newsletter featuring captivating locales to help you to plan your next trip.
From our sponsors
Lakukan Tiga Langkah Ini untuk Cegah Rabies Pada Anjing dan Kucing
Oct 3rd 2013, 12:30

Jakarta, Rabies merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus lyssa. Penularan penyakit ini bisa melalui gigitan, cakaran dan jilatan hewan yang mengidap rabies. Tingginya lalu lintas hewan dan manusialah yang mempengaruhi meluasnya rabies ini.

Meski di Bali angka kasus rabies sudah nol sama sekali, namun masih tetap ada beberapa provinsi yang belum terbebas dari rabies. Bahkan rata-rata kasus di Indonesia setiap tahunnya mencapai angka 152, dengan 24 provinsi yang terserang rabies dan hanya 9 provinsi yang bebas rabies. Oleh karena itu perlu dilakukan langkah pencegahan terhadap menyebarnya virus rabies ini.

"Korban jiwa sebenarnya bisa dicegah melalui langkah-langkah seperti hindari gigitan dengan kandangkaan hewan dan lindungi anak-anak dari risiko tergigit anjing, lakukan pencucian luka dengan sabun atau detergen selama 10 sampai 15 menit," jelas Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P, MARS, DTM&H, DTCE, Direktur jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes.

Tjandra melanjutkan, "Konsultasikan dengan pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan vaksin anti rabies, lalu yang pasti jaga kesehatan hewan Anda dengan rutin memberikan vaksinasi rabies secara berkala."

Hal senada juga ditegaskan oleh drh. Mardiatmi, Kasub Direktorat Pencegahan Pemberantasan Penyakit Hewan, Direktorat Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, pada acara Sarasehan SEHATi Bicara, di Hotel JW Marriot, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (03/10/2013).

"Tidak hanya anjing, kucing juga bisa rabies. Walau tidak banyak kucing yang rabies, tetap harus ada antisipasi. Harus diberikan vaksin secara teratur tiap tahunnya dan seminggu setelah diadopsi dari toko hewan. Tapi lebih cepat juga sebenarnya lebih baik ya," tutur Mardiatmi.

Untuk gejala pada kucing, Mardiatmi menjelaskan bahwa gejalanya tidak jauh berbeda dengan anjing, yaitu galak, suara parau, serta berkelahi tak mau kalah.

(vit/vit)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends:

Media files:
193157_075901_kucingpelihara.jpg (image/jpg, 0 MB)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions