Liputan6.com, Jakarta Dari beberapa jenis virus hepatitis (A, B, C, D dan E), jenis A dan E dapat ditularkan melalui anus ke mulut atau secara fecal oral. Tak heran sering timbul kejadian luar biasa (KLB) meski dapat disembuhkan dengan baik.
Karena penularannya melalui fecal oral maka pencegahannya melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), akses air bersih dan kesehatan lingkungan serta pengelolaan makanan yang baik dan benar.
Sementara jenis B, C dan D, dapat ditularkan secara parenteral seperti penggunaan bersama alat-alat pribadi dengan penderita atau melalui hubungan seksual. Kondisi ini menjadi kronis hingga menyebabkan kanker hati.
Sejak 1997, upaya imunisasi hepatitis B pada bayi sudah dilakukan. Sementara vaksin untuk hepatitis C belum ditemukan. Meski begitu, penderita dapat disembuhkan.
Intinya, "Hepatitis adalah penyakit yang dapat dicegah dan diobati", ujar Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc, PhD, saat membuka kegiatan "Pertemuan Konsultasi Nasional Pengendalian Hepatitis Indonesia" di Jakarta, ditulis Jumat (27/6/2014).
Di Indonesia, diperkirakan pengidap hepatitis B dan C berjumlah 28 juta orang. Data Riskesdas 2007 menunjukkan prevalensi hepatitis B sebesar 9,4 persen, sedangkan prevalensi hepatitis C sebesar 2,1 persen.
(Gabriel Abdi Susanto)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.