DALAM dua belas pekan, sebanyak 70 tumor di tubuhnya berhasil lenyap berkat obat kanker terbaru. Bagaimana caranya?
Setelah melalui lima putaran kemoterapi yang melelahkan hampir 20 tahun, Sarah Wilkins diberitahu dokternya bahwa treatment tersebut tak lagi bekerja. Wanita 39 tahun itu telah menjadi resiten terhadap semua jenis kemoterapi yang dilakukannya.
"Ini saat yang mengerikan," kenangnya.
Setelah putaran pertama kemoterapinya, Sarah berada dalam remisis selama 12 tahun. Sejak itu, kanker terus kembali setiap dua sampai tiga tahun. Setiap kali, dia menjalani kombinasi yang berbeda untuk menyerang tumor.
"Kemoterapi itu seperti mati untuk hidup," kata Sarah yang memiliki anak berusia 8 tahun.
"Aku paling mengerikan dari efek sampingnya yang mengganggu siklus bulanan yang berlangsung hingga sembilan bulan, mual, sariawan, anemia, infeksi yang mengancam jiwa, merusak jantung, dan paru-paruku. Jadi, aku lebih rentan terhadap infeksi dada dan tuli di satu telinga," katanya.
Setelah 20 tahun menjalani kemoterapi, Sarah tak ingin melakukannya lagi. Setelah diberitahu dokter bahwa dia resisten terhadap kemoterapi itu memang sulit, terutama karena dia memiliki putri di mana harus selalu berada di sisinya.
Resistensi terhadap kemoterapi adalah masalah umum. Hal ini terjadi ketika sel-sel genetik bermutasi atau berubah, sehingga mereka dapat melarikan diri ketika dibunuh dengan kemoterapi.
Pada beberapa pasien, tumor ini tahan terhadap kemoterapi dari awal. Pada sebagian besar pasien, ini terjadi lebih dari beberapa bulan atau tahun.
Empat bulan lalu, Sarah ditawari obat baru yang diebut Brentuximab Vedotin. Ini menggunakan bentuk immunotherapy, secara luas berarti sistem kekebalan tubuh dimanfaatkan untuk menghancurkan sel-sel kanker.
Vedotin menggunakan antibodi yang diciptakan di laboratorium sarat dengan kemoterapi. Antibodi ini menemukan protein yang ditemukan pada permukaan sel. Salah satunya tiba di sel dan menempel padanya, sebagai antibodi normal di tubuh dan memberikan obat untuk membunuh mereka dari dalam sel masing-masing.
Ian Brooks, seorang teknisi dari Bolton dengan mengalami kanker darah diberikan tiap pekan untuk hidup setelah dokter menemukan 70 tumor di tubuhnya.
Hanya 12 pekan setelah memulai Brentuximab, tumor itu hilang, Dia menjalani transplantasi sumsus tulang dan suskes, empat tahun setelah diberikan Brentuximab, dia sekarang dalam remisi.
Tidak seperti kemoterapi tradisional yang beredar ke seluruh tubuh, obat ini hanya menargetkan sel-sel kanker dan sel yang tak sehat.
Ini berarti memiliki lebih sedikit efek samping. Tentu masih menyebabkan mual, muntah, dan masalah saraf tetapi pada skala yang lebih rendah.
Seperti sel-sel yang sehat cenderung akan terpengaruh, dosis yang jauh lebih tinggi dari kemoterapi (antara sepuluh dan 100 kali lebih tinggi) dapat terkirim dibandingkan kemoterapi tradisonal.
Hal ini membuat sel kanker terbunuh lebih efektif, ujar Tim Illidge, Professor of Targeted Therapy and Oncology di The Christie Hospital, Manchester.
Sarah mengatakan bahwa pengobatan tersebut dengan diberikan melalui infus di lengan selama 30 menit setiap tiga pekan dan telah memberinya harapan.
Dalam waktu 12 pekan setelah memulai pengobatan pada akhir tahun lalu di RS Hillingdon, Middlesex, scan menunjukkan tumor telah hilang sepenuhnya.
Profesor Illidge mengatakan, "Obat sendiri memang tak menyembuhkan, kanker akan kembali setelah pengobatan terhenti. Ini menempatkan pasien dalam remisi sehingga mereka dapat memiliki transplantasi sumsum tulang. Ini merupakan kesempatan obat jangka panjang."
Dalam remisi, Sarah dapat memiliki transplantasi sumsum tulang untuk memberikan tubuhnya sistem kekebalan tubuh yang baru.
"Brentuximab telah memberikan hikmah bagiku. Efek samping minimal dibandingkan kemoterapi, sedikit sakil dan mual," katanya.
Dan Sarah adalah salah satu pasien dari puluhan pasien dengan bentuk kanker limfoma yang telah menikmati hasilnya usai menggunakan Brentuximab. (ind)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.