MENDENGAR kata emboli, mungkin moms masih mengingat kasus dr. Dewa Ayu Sasiary Prawan (38) yang divonis 10 bulan penjara sesuai putusan kasasi Mahkamah Agung. Yang mana, dalam persidangan terungkap istilah emboli, terkait penyebab kematian pasien yang bernama Julian Fransiska Maketey di RSUP Prof dr RD Kandou, Malalayang, Manado, 10 April 2010 silam.
Terlepas dari kasus hukum yang menjerat dr. Ayu di atas, apa sih emboli itu? Banyak yang menjuluki emboli ini si pembunuh ibu melahirkan. Hi, mengerikan ya, moms? Namun, sebelum moms "parno" dengan kata emboli, berikut penjelasan selengkapnya.
Penyumbatan di Pembuluh Darah
Menurut dr. Adi Wahyuono, SpOG emboli adalah penyumbatan pembuluh darah yang terjadi di berbagai bagian tubuh oleh embolus (zat asing) yang dibawa oleh aliran darah. Dan karena menyebabkan sumbatan di pembuluh darah yang halus, maka akan terjadi penghentian aliran darah di daerah yang mengalami sumbatan tersebut, sehingga terjadilah kerusakan dan dapat berakibat kematian.
Lebih rinci dr. Adi menyebutkan bahwa penyumbatan tersebut bergantung pada ukuran emboli, yaitu besar-kecilnya emboli yang masuk ke bagian pembuluh darah. Dan letak sumbatan - lokasi lepasnya emboli - bisa terjadi di jantung, paru-paru, otak, atau organ lainnya. Bila di otak dapat menyebabkan stroke, bila di jantung bisa sebabkan tidak berfungsinya kerja jantung, dan bila di paru-paru sebabkan fungsi pernapasan tidak bekerja dengan baik.
Proses Terjadinya
Emboli dapat disebabkan oleh air ketuban, udara, lemak, trombus (darah beku), rambut bayi, bahkan feses bayi serta komponen lain. Mekanismenya jika dikarenakan oleh air ketuban, yaitu masuknya air ketuban dengan segala komponen di dalamnya ke sistem pembuluh darah. Akibatnya terjadi sumbatan di bagian tertentu, seperti otak, paru-paru, jantung dan organ lainnya yang menyebabkan kegagalan fungsi organ-organ tersebut.
Sebenarnya kasus emboli tidak hanya terjadi pada saat proses persalinan saja, bisa saja saat kehamilan atau beberapa waktu setelah melahirkan. Dan tak hanya saat proses persalinan sesar saja, saat persalinan normal atau normal dengan tindakan (vakum, forceps), kasus emboli ini bisa saja terjadi.
Perlu moms ketahui, dalam setiap proses persalinan pasti terdapat kondisi dimana pembuluh arteri dan vena yang pecah. Saat itulah, air ketuban atau sel lemak bayi, rambut bayi, dan feses bayi bisa masuk ke pembuluh darah.
Adi menegaskan, tidak ada gejala awal yang dapat memprediksi terjadinya emboli pada ibu melahirkan. Meskipun pemeriksaan dan prosedur medis lengkap telah dilakukan. Sementara, emboli bisa saja terjadi secara tiba-tiba di tengah-tengah persalinan. Apalagi setiap pasien memiliki keadaan tubuh yang berbeda. Bahkan terkadang dalam penanganan persalinan, emboli tidak teraba oleh dokter kandungan. Gejala emboli lebih sering ditemukan oleh dokter anestesi atau bedah yang melakukan operasi. Keadaan paling jelas yang menunjukkan terjadinya emboli adalah kadar saturasi oksigen yang sangat rendah pada tubuh pasien. Umumnya ditemui pasien yang mengalami sesak napas karena terjadi penyumbatan aliran darah dan paru.
Bila Terjadi Emboli…
Kasus emboli jelas sangat berbahaya karena terjadinya sangat tiba-tiba, cepat dan fatal. Saat terjadi emboli air ketuban Moms akan mengalami sesak napas hebat sehingga wajah membiru, penurunan tekanan darah sampai syok. Terjadi kegagalan pernapasan, gagal jantung, kejang hingga koma dan diikuti perdarahan hebat karena gangguan koagulasi (pembekuan darah). Jika tidak ditangani dengan cepat, bisa mengalami kematian pada ibu hamil. Sedangkan pada janin akan menyebabkan gawat janin dan kematian.
Saat terjadi emboli yang dapat dilakukan oleh dokter adalah dengan memberi terapi bantuan napas dengan ventilator, mengatasi syok dengan memberi cairan tertentu untuk menaikkan tekanan darah, mengatasi gagal jantung, memberi transfusi darah dan mengatasi gangguan koagulasi. Semua tindakan medik ini harus dilakukan dengan segera. Perlu diketahui bahwa emboli tidak dapat dicegah dan tidak dapat diprediksi, sehingga yang dapat dilakukan adalah memberikan terapi seperti yang disebutkan di atas secepat mungkin.
Faktor Risiko
Terjadinya emboli tidak dapat diramalkan, tidak dapat diduga dan belum diketahui bagaimana terjadinya. Berikut beberapa kondisi yang diduga menyebabkan emboli, di antaranya:
- Persalinan dengan tindakan (vakum, forceps, lahir sungsang). Meskipun demikian emboli juga dapat terjadi pada persalinan normal.
- Induksi persalinan.
- Kontraksi rahim sangat kuat.
- Selaput ketuban pecah.
- Operasi sesar.
- Hamil pada usia di atas 30 tahun.
- Multiparitas (banyak melahirkan).
- Plasenta abnormal.
- Trauma.
- Kematian janin.
- Kehamilan dengan janin sangat besar.
- Mekonium di dalam air ketuban.
Meski untuk mencegah terjadinya emboli sangat sulit, tapi tak ada salahnya, jika BuMil memperhatikan hal-hal berikut:
- Sebelum hamil persiapkan fisik dan psikis.
- Periksakan kesehatan baik sebelum dan saat hamil.
- Waspadai dan minimalisir faktor risiko terjadinya emboli.
- Lakukan persalinan di tempat yang mempunyai fasilitas lengkap agar kalau terjadi kelainan/gangguan dapat segera ditangani.
- Kehamilan merupakan berkah Allah, sekaligus mengandung berbagai risiko, sikapilah kehamilan dengan rasa syukur, lebih berhati-hati dan cermat disertai doa dan harapan kepada-Nya.
(tty)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.