Pages

Kamis, 03 Oktober 2013

health.detik
Detik.com sindikasi 
Compare Hotels

Find great prices for amazing hotels wherever your next destination may be. It's simple to search 100+ sites at once!
From our sponsors
Kisah Niken, Berhasil Redakan Gangguan Bipolar dengan Ibadah
Oct 3rd 2013, 01:52

Jakarta, Gangguan bipolar (GB) adalah suatu penyakit gangguan kejiwaan yang bukan hanya sulit dideteksi, tetapi juga sulit disembuhkan. Namun ternyata, gejala-gejala GB dapat diredakan dengan cara beribadah, misalnya dengan salat. Hal ini diakui oleh salah seorang penderita GB.

Adalah Niken (69) yang baru menyadari dirinya mengidap GB di usia 40 tahun. Saat itu Niken adalah seorang ibu yang sangat aktif. Ia begitu percaya diri, berhasil menjadi ketua PKK di lingkungannya, tidak pernah merasa takut bahkan untuk pergi sendiri di malam hari.

Akan tetapi beberapa tahun setelah itu, Niken mengalami stres berat. Ia menarik diri dari pergaulan, mengurung diri di kamar, enggan makan, bahkan hingga enggan melanjutkan hidup. Dari situ ia menyadari, ada yang salah dengan dirinya, khususnya jiwanya.

"Bukannya saya sombong, tapi mau cerita saja, yang membuat saya kuat adalah salat dan ikhlas. Ditambah lagi dengan pengobatan dari dokter dan dukungan keluarga. Oh, dan tentunya binatang-binatang saya," ungkap Niken.

Hal itu disampaikan dia dalam seminar 'Mental Health in Older Adults' dalam memperingati hari Kesehatan Jiwa Dunia 2013, di Ruang Legian Hotel Gran Melia Jakarta, Jl H.R. Rasuna Said Kav X-0, Jakarta Selatan, dan ditulis pada Kamis (3/10/2013). Seminar ini diselenggarakan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) bekerja sama dengan PT Abbot Indonesia.

Wanita pencinta binatang ini sering mengunjungi kebun binatang saat mengalami episode manik ataupun depresif karena GB yang ia idap. Rupanya hobi itu dapat mengurangi depresi ataupun perasaan terlalu senang yang ia rasakan. Selain itu, dengan rajin salat dan beribadah ia juga mengaku dapat mengontrol moodnya yang mudah berubah. Ia sempat tertawa ketika bercerita bagaimana suaminya mengancamnya dengan talak saat ia menolak diajak umroh.

Saat menutup kisahnya, Niken menekankan bahwa ia merasa beruntung meski ia mengidap GB. Ia beruntung karena berada di lingkungan yang sangat suportif. Menurutnya, dukungan keluarga adalah kunci yang membuatnya mau menjalani GB dengan ikhlas beserta segala pengobatannya.

Prof. dr. Sasanto Wibisono, SpKJ, dalam acara yang sama membenarkan hal tersebut. Menurutnya kegiatan religi seperti beribadah adalah hal yang sangat baik, sebab bagaimanapun juga beribadah dapat memberikan ketenangan bagi yang menjalankannya. Meski demikian, tidak semua GB dapat diredakan dengan cara tersebut.

"Pengobatan gangguan bipolar sulit diukur atau diperkirakan. Ini tidak seperti infeksi yang bisa dihitung kapan sembuhnya dan bagaimana pengobatannya. Setiap orang mengalami gejala yang berbeda, sehingga membutuhkan penanganan yang berbeda pula," jelas Prof Sasanto.

(vit/up)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends:

Media files:
085457_womandepressionts.jpg (image/jpg, 0 MB)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions