TEMPO.CO , Jakarta - Lagu Agogo dari grup band Dara Puspita menghentak mengiringi peragaan busana yang digelar oleh ROCKInc Indonesia dalam acara Indonesia Creative Week 2014 di Skeeno Hall, Gandaria City. Ini adalah kali pertama ROCKInc menggelar peragaan busana. Lagu-lagu dari Dara Puspita --band wanita beraliran musik rock pertama di Indonesia--dipilih karena mewakili karakter mereka.
"Bagi kami Dara Puspita adalah salah satu nama besar yang mewakili konsep brand kami yaitu vintage," ujar Denny Nugraha, 35 tahun, kepada Tempo, Kamis, 5 Juni 2014.
Gemar akan segala hal dengan konsep vintage 1960-an, Denny bersama rekannya Zen Sutawijaya, 37 tahun, merintis ROCKInc lima tahun yang lalu. "Awalnya justru dimulai dari jual beli furniture atau berbagai macam barang dengan konsep modern vintage living," kata Zen.
Perlahan-lahan, bisnis mereka mulai merambah clothing line. "Denny suka kemeja, sedangkan saya lebih suka bikin T-shirt," ujar Zen menambahkan. Begitu juga dengan aksesoris, jika Denny suka membuat dasi kupu-kupu, Zen lebih suka membuat shawl bagi pria.
Jadilah dua-duanya membuat pakaian sesuai dengan selera mereka. "Dengan pemikiran sederhana, kalau enggak laku, nanti untuk dipakai sendiri. Se-simpel itu," kata Denny. Baik Zen maupun Denny tidak punya latar belakang dalam desain. "Latar belakang keilmuan kami justru manajemen, dan tidak pernah sekolah desain ataupun fashion," kata Zen.
Kebetulan, keduanya suka berbelanja dan mulai mengamati pola ataupun desain pakaian yang mereka beli. "Ya, semuanya jadi learning by doing," kata Denny.
Modal awal mereka saat memulai usaha kreatif ini mencapai kisaran Rp 10 juta. "Itu dulu uang hasil kerja bareng dari bisnis event organizer," kata Zen. Saat memulai bisnisnya, mereka justru langsung balik modal dalam waktu satu bulan. "Tapi ternyata memang disuruh untung dulu, baru deh turun setelah itu," ujar Denny.
Meskipun sudah yakin mengusung konsep vintage, pengetahuan yang belum cukup soal cara membaca pasar pernah membuat mereka salah perhitungan. "Kami pernah bikin baju banyak-banyak, tapi ternyata enggak laku, dan kainnya masih ada sampai sekarang," kata Zen.
Mereka pun sempat berubah haluan membuat pakaian wanita, sebelum akhirnya kembali fokus ke pakaian pria dengan konsep vintage hingga kini. Keduanya mengaku kapok untuk membuat pakaian wanita. "Lebih ribet dan susah ngikutinnya," kata Denny.
SUBKHAN
Berita Lain
Al Quran Dibacakan untuk Pertama Kali di Vatikan
Ulama Berpesan Prabowo Jangan Seperti Orde Baru
Malaysia Larang Peredaran Sampul Album Jimi Hendrix
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.