Liputan6.com, Jakarta Kalau dulu kita mengenal pedoman makan berslogan 4 Sehat 5 Sempurna (4S5S) yang dipopulerkan oleh Prof. Poerwo Soedarmo pada tahun 1950-an. Namun, sejak tahun 1990-an, pedoman tersebut dianggap tak lagi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi gizi. Hal ini sejalan dengan adanya perubahan pedoman 'Basic Four' di Amerika Serikat yang pernah menjadi acuan awal 4S5S pada masa itu.
Sayangnya, hingga kini masih banyak masyarakat yang belum mengetahui dengan pasti porsi makan yang benar dalam Pedoman gizi seimbang (Nutrition Guide for Balance Diet). Untuk itu Ketua Umum Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia (PDGKI), Prof DR dr Abdul Razak Thaha, MSc, SpGK yang ditemui di acara Rakernas perhimpunan ilmiah tahunan Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Sabtu (7/6/2014) mengingatkan tumpeng gizi seimbang.
Dalam tumpeng gizi seimbang terdapat 4 pilar yaitu:
- Dasar upaya menyeimbangkan zat gizi keluar masuk dan keluar dengan memonitor berat badan teratur
- Pedoman Gizi Seimbang (PGS): Realisasi rekomendasi ICN 1992; Menggantikan slogan 4 Sehat 5 Sempurna
- Menyesuaikan dengan perkembangan IPTEK bidang gizi
- Menyesuaikan dengan masalah dan tantangan yang dihadapi. Antisipasi dengan pesan a.l. perbanyak sayur dan buah, kurangi gula-garam-lemak/minyak, cukup minum air
Untuk porsi makan dalam sajian sekali makan, Prof Thaha menerangkan, makanan pokok dan sayuran harus seimbang jumlahnya. Sedangkan sisanya untuk lauk pauk dan buah. Ditambah peringatan untuk membatasi gula, garam dan minyak serta minumnya air putih. Lebih jelasnya, beliau menggambarkan sebagai berikut:
(Gabriel Abdi Susanto)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.