Para ilmuwan berusaha menciptakan sel sperma dari kulit pria untuk memberikan harapan pada pria yang tak bisa menghasilkan sperma.
Liputan6.com, London Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal medis Human Reproduction mengungkapkan fakta bahwa merokok ganja dapat memengaruhi bentuk dan kualitas sperma laki-laki muda, yang menempatkannya pada risiko menurunnya kesuburan. Menurut para ahli, penggunaan ganja adalah satu-satunya kebiasaan yang dipelajari karena berhubungan erat dengan morfologi sperma abnormal.
"Kami tertarik untuk meneliti hal ini untuk menentukan risiko kualitas sperma. Kami merekrut beberapa pria yang memberi kami sampel sperma yang memungkinkan untuk diselidiki aspek kehidupannya secara merinci," kata Dosen Senior Andrologi di University of Sheffield, Inggris, London, Dr Alan Pacey, seperti dilansir FoxNews, Senin (9/6/2014).
Dalam melakukan studi, Alan dan tim merekrut lebih dari 2.000 orang yang berasal dari 14 klinik kesuburan di Inggris, dengan memberikan kuesioner tentang riwayat kesehatan dan kebiasaan gaya hidupnya. Dan demi mendapatkan hasil terbaik, mereka pun menggunakan pedoman yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Menurut Alan, sperma dengan morofologi abnormal diperkirakan akan berenang kurang baik dari sperma normal, sehingga sulit mencapai sel telur dan membuahinya.
Ketika para peneliti menganalisa sampel sperma dan meneliti gaya hidup serta faktor lain si pemilik seperma, mereka menemukan adanya dua korelasi yang cukup kuat. Pria dengan sampel sperma yang abnormal, hampir dua kali lebih mungkin mengalami ejakulasi selama musim panas (Juni sampai Agustus). Mereka disebut jauh lebih mungkin memiliki sperma yang abnormal, jika merokok ganja dalam kurun waktu tiga bulan sebelum ejakulasi.
Meski dalam studi itu Alan dan tim tidak memeriksa mengapa ganja dapat memengaruhi bentuk sperma, bebeberapa penelitian awal telah menunjukkan bahwa pengobatan tersebut dapat mengubah proses produksi sperma.
(Gabriel Abdi Susanto)