Jakarta, Dokter adalah orang yang akan dikunjungi setiap orang jika ingin menyembuhkan penyakit yang dideritanya. Namun ternyata kebanyakan orang baru mengunjungi dokter setelah kondisi penyakitnya sudah parah.
dr M.S. Nadir Chan, SpOG(K), dokter spesialis uroginekologi di RSIA YKP Mandiri, Jakarta Pusat, membenarkan hal ini. Menurutnya, keadaan ini seakan sudah menjadi yang umum terjadi di masyarakat.
"Pasien itu kan biasanya mencari pertolongan dokter disaat keluhan atau kondisi penyakitnya semakin parah. Harusnya kan tidak begitu,"ujar dr Nadir kepada detikHealth saat ditemui pada acara seremonial dan press conference pembukaan Klinik Uroginekologi RSIA YPK MANDIRI yang dilangsungkan di Graha Mandiri, Jl. Imam Bonjol, Jakarta Pusat, dan ditulis pada Senin (24/3/2014).
dr Nadir mengungkapkan seharusnya pasien langsung mengunjungi dokter ketika yang bersangkutan sudah tahu bahwa ada gejala aneh yang dirasakannya.
"Seharusnya pasien datang karena ia telah memahami ada gejala penyakit, bukan setelah parah baru datang ke dokter," imbuhnya kepada detikHealth.
Data statistik menunjukkan bahwa sekitar 70% pasien yang ke dokter memang di saat kondisi penyakitnya sudah parah. Padahal hal tersebut dapat menyebabkan terlambatnya diagnostik terhadap pasien.
"Siapa yang bertanggung jawab terhadapnya terlambatnya diagnostik pasien? Statistik menunjukkan, sebesar 66 persennya kan pasien itu sendiri," tutur Dr. dr. Budi Imam Santoso, SpOG(K), seorang dokter spesialis uroginekologi lainnya di RSIA YKP Mandiri.
Oleh karena itulah, dr Nadir menyarankan untuk mengubah kebiasaan seperti itu yang seakan sudah menjadi 'budaya' di masyarakat.
"Lebih dini diperiksa dan diobati kan lebih baik," saran dr Nadir.
(vta/vit)