Liputan6.com, Jakarta Film yang sarat dengan kekerasan yang kerap ditonton tersangka pelaku pembunuhan Ade Sara Angelina Suroto, Ahmad Imam Al Hafitd (19) diduga menjadi pemicu keberanian remaja ini berbuat keji.
Menurut teman deakatnya, sebut saja Rofi, sejak di Sekolah Dasar Hafitd memang menggemari film dengan unsur kekerasan seperti Jackass.
"Sejak SD dia memang suka film-fim begitu (film kekerasan), seperti film Jackass, suka mengunduh juga. Tapi orangnya baik, biasa saja dan ramah, pernah berantem sih sama teman gara-gara ledek-ledekan tetapi nggak dendam. Saya kaget dia bisa sampai menjadi tersangka pembunuh Sara," kata Rofi.
Psikolog Adelina Syarief, SE, Mpsi mengatakan bahwa film memang bisa menjadi pemicu perilaku keji seseorang seperti membunuh.
"Ide ini bisa saja distimulasi dari kegemaran pelaku menonton film-film sadis yang menyebabkan seakan-akan perbuatan ini sangat mudah dilakukan. Keduanya memiliki alasan yang hampir sama yaitu terlalu cinta dan rasa dendam, posesif dan mengarah sadisitis," kata Adel.
Senaga dengan Adel, Psikolog Baby Jim Aditya juga menyebutkan bahwa film-film kekerasan yang pernah ditonton pelaku bisa menjadi pemenuh hasrat Hafitd melakukan pembunuhan itu.
"Bisa jadi menonton film kekerasan untuk mencari ide pembunuhan. Sebenarnya tidak semua yang menyukai film kekerasan menjadi pembunuh. Ada motif lain yang membuat Hafitd dan Sifa melakukan itu. Mereka harus diwawancarai mendalam," kata Baby.
(Abd)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.