Menuruni bukit di Plawangan Sembalun. Majalah Tempo Edisi Khusus Wisata Pilihan- 100 Surga Indonesia, (18-24 November 2013) menulis khusus panjang pendakian gunung Rinjani lewat jalur Torean yang jarang dilalui pendaki. Tempo/Rully Kesuma
TEMPO.CO, Jakarta - Dalam ke Gunung Rinjani via jalur pendakian Torean, Tim Tempo tiba di Plawangan. Di seberang Plawangan terdapat Air Terjun Penimbungan, setinggi sekitar 100 meter. Berada di sebuah cerukan di ketinggian 1.200 meter, Plawangan dipenuhi batu besar dan kecil. Di sebuah batu yang datar di dekat bibir jurang, tampak sesajen dengan sisa dupa yang masih berasap.
Masyarakat Torean percaya, Plawangan--yang berarti pintu--merupakan gerbang masuk yang sesungguhnya menuju alam Gunung Rinjani. Maka mereka biasanya memanjatkan doa dengan membakar dupa sebelum melanjutkan perjalanan. "Untuk memohon restu agar perjalanan mendaki Rinjani bisa selamat," ujar Amak Herni, 56 tahun, porter senior yang juga tetua adat di Dusun Torean.
Panorama alam yang berbeda dengan rute Senaru dan Sembalun terhampar setelah meniti jembatan kayu vertikal yang menempel ke tebing Plawangan. Di situ, Tim Tempo menyusuri jalur di lembah yang diapit punggungan Gunung Rinjani dan Sangkareang.
Setelah itu akan memasuki jalan setapak yang sempit. Kadang harus mendaki punggungan bukit yang terjal dan kecuraman 45-60 derajat. Di beberapa bagian ditemui jurang dengan kedalaman 50-100 meter. "pendakian jalur Torean tak disarankan ditempuh pada malam hari. Sangat berbahaya," kata Safriyudin, pendaki berpengalaman dari Lombok.
Bagi pendaki bisa beristirahat sejenak di Propok. Wilayah ini merupakan dataran cukup lapang pada ketinggian 1.511 meter yang dirimbuni pohon pinus, rumput, serta ilalang. Daerah ini pertemuan dua sungai cukup besar. Satu sungai berair jernih dan bisa diminum. Sungai lainnya mengandung belerang, yakni Kokok Putih, yang berhulu di Danau Segara Anak. Di salah satu sisi Kokok Putih terdapat sumber air panas alami.
TIM TEMPO | SUTJI