DEMAM tinggi pada hari ke-4 sampai ke-6 atau fase kritis bisa sangat berbahaya bagi pasien demam berdarah dengue (DBD). Pada fase itu sering terjadi kebocoran plasma yang seringkali menyebabkan kematian.
Selain itu, pada fase kritis ini, biasanya ada beberapa gejala yang harus diwaspadai atau warning sign, karena dapat menunjukkan adanya kebocoran plasma. Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof. Dr. dr. Srie Rezeki S. Hadinegoro Sp.A(K), mengatakan bahwa salah satu warning sign ketika fase kritis adalah perut pasien menjadi buncit. (baca: Demam berdarah yang harus diwaspadai)
"Lingkaran perut bertambah pada pasien DBD. Pada dengue kerusakan terjadi pada dinding pembuluh darah, sehingga cairan plasma rembes masuk ke perut," ujarnya pada Press Conference bertema Unity and Harmony Menuju Jakarta Bebas DBD 2020 di Hotel Atlet Century, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (15/6/2014).
Untuk diketahui, cairan plasma yang rembes masuk ke dalam perut adalah elektrolit, air dan glukosa. Namun, menurut Prof Srie Rezeki, kalau sudah masa penyembuhan caira akan kembali masuk ke pembuluh darah, sehingga lingkar perut normal lagi.(baca: Pertolongan pertama untuk demam berdarah)
"Selain itu, tanda-tanda lain yang harus diwaspadai adalah demam turun, tetapi keadaan anak semakin memburuk seperti lemah, lesu, selalu ingin tidur, tangan dan kaki dingin, dan tidak ada nafsu makan," jelasnya. (baca: Ketiak manusia disukai nyamuk demam berdarah)
Lebih lanjut, tanda lain yang harus diwaspadai adalah mengalami perdarahan, misalnya buang air besar hitam dan volume urin berkurang. Selain itu, ketika pemeriksaan darah, jumlah sel darah putih dan trombosit menurun sedangkan kekentalan darah meningkat.
(uky)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.