Makassar, Lambung merupakan salah satu organ sistem pencernaan yang penting bagi kesehatan manusia. Memiliki sistem pertahanan unik, kondisinya harus tetap dioptimalkan.
"Kerusakan gastrointestinal mukosa sebenarnya bisa disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan antara faktor perusak (asam dan pepsin) dengan faktor defensif," ujar DR dr Fardah Akil, SpPD-KGEH, dokter spesialis penyakit dalam.
Hal tersebut ia ungkapkan dalam acara 'Natural Wellness Symposium SOHO Global Health' yang diselenggarakan di Grand Clarion Hotel, Makassar, seperti ditulis Senin (16/6/2014).
dr Fardah menyebutkan, mukosa memiliki kemampuan sitoproteksi, yakni kemampuan untuk melindungi dirinya sendiri). "Seperti sistem imun yang berusaha melawan kalau ada zat asing masuk ke tubuh, ini juga yang terjadi di lapisan mukosa. Terutama di lapisan bagian bawah saluran cerna," lanjutnya.
Menurut dr Fardah, faktor-faktor yang berperan dalam proteksi mukosa di antaranya lapisan mukus mukosa lambung, bikarbonat, lapisan hidrofobik, aliran darah mukosa dan prostaglandin.
Bikarbonat sendiri diproduksi secara alami dalam jumlah kecil oleh permukaan sel epitel. Sementara lapisan hidrofobik merupakan lapisan fosfolipid yang berfungsi mencegah masuknya asam ke dalam sel epitel.
"Aliran darah mukosa dan prostaglandin memiliki fungsi serupa, yakni mempertahankan oksigenasi dan suplai makanan), sehingga turut mempertahankan faktor defensif yang lainnya," tutur dr Fardah.
Seluruh faktor defensif ini dapat mengalami penurunan, yang kemudian jika dibarengi dengan peningkatan faktor agresif seperti stres, asam lambung, pepsin dan bakteri Helicobacter pylori, maka menimbulkan risiko ulkus peptikum atau gastritis.
Oleh sebab itu, dengan menjauhi stres, mengurangi konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan, memperbaiki pola makan, serta berhenti merokok, Anda turut menjaga kesehatan lambung dan sistem pencernaan secara keseluruhan.
(ajg/up)