Masalah stunting (pendek dan sangat pendek) di Indonesia sepertinya belum menjadi prioritas pemerintah
Liputan6.com, Jakarta Masalah stunting (pendek dan sangat pendek) di Indonesia sepertinya belum menjadi prioritas pemerintah. Pasalnya, laporan Organisasi Kesehatan Dunia pada 2008, Indonesia masih menyumbang 40 persen anak pendek bersama 36 negara lain.
Ketua Bidang Kajian Penyakit Tidak Menular Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Dr. DIni Latief, MSE, SpGK bahkan mengungkapkan satu laporan yang mengejutkan. Data menunjukkan, dari data stunting 40 persen, Indonesia menyumbang jumlah anak pendek hingga 90 persen.
"Indonesia merupakan 1 dari 36 negara yang memiliki masalah stunting. 40 persen anak Indonesia mengalami stunting akibat gizi buruk. Tapi disitu dicatat, Indonesia justru punya kontribusi paling besar hingga 90 persen, " kata Dini saat acara Rakernas perhimpunan ilmiah tahunan Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI), Jakarta, Sabtu (7/6/2014).
Meski demikian, Dini mengaku, 25 intervensi atau rekomendasi pemerintah internasional telah dilakukan di Indonesia seperti misalnya antanatal care (pemeriksaan kehamilan). Tapi melihat kasus tingginya gizi buruk terutama di Indonesia Bagian Timur seperti Papua, Papua Barat dan NTT, Dini berharap ini bisa jadi perhatian khusus pemerintah.
Dini menambahkan, anak pendek terjadi akibat kurang gizi. Hal ini berdampak pada terganggunya kognitif dan risiko terkena penyakit tidak menular seperti jantung dan diabetes.
(Gabriel Abdi Susanto)