TEMPO.CO, Jakarta - Anak yang mengalami epilepsi dianjurkan menjalani diet tinggi lemak. Menurut dokter spesialis anak dan keluarga dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Setyo Handryastuti, lemak dapat mengurangi aktivitas kelainan listrik pada otak anak penderita epilepsi.
"Jadi mereka memakai energi dari pemecahan lemak, bukan pemecahan karbohidrat," ujar dokter yang biasa dipanggil dokter Handri ini dalam seminar "Pahami Penyakit Penyerta (Komorbiditas) pada Epilepsi Anak" yang diadakan di Hotel Atlet Century Park, Rabu, 19 Maret 2014. Epilepsi adalah penyakit saraf yang menimbulkan serangan mendadak berulang-ulang.
Dengan menggunakan energi dari hasil pemecahan sel lemak, aktivitas listrik otak menjadi tidak terlalu aktif. Sebab, sel- sel lemak dapat diserap bagian otak dengan lebih baik untuk menghasilkan aktivitas listrik dibandingkan dengan karbohidrat.
Karena itu, dengan mengurangi kelainan aktivitas listrik dalam otak anak penderita epilepsi, gangguan penyerta (komorbiditas) seperti kelainan perilaku dan kelainan psikososial lainnya dapat dicegah. Meski begitu, diet tinggi lemak tidak bisa serta-merta dilakukan.
"Diterapi dulu dengan obat-obatan. Bila tidak mempan juga, baru disuruh melakukan diet tinggi lemak," kata Handri. "Inilah yang disebut dengan terapi tambahan," Handri melanjutkan.
CHETA NILAWATY
Berita Terpopuler
Media Malaysia Sebut RI Bantu AS Sembunyikan MH370
Wartawan Prancis Bikin Menhan Malaysia Melongo
Komandan Polisi Tewas Ditembak di Mapolda Metro
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.