Pages

Jumat, 28 Maret 2014

health.detik
Detik.com sindikasi 
Want a Faster Site?

This free guide helps you quickly find & fix performance problems. Start speeding up your site with 10 pages of examples, step-by-step instructions & free tools!
From our sponsors
Minimnya Pengetahuan Masyarakat Indonesia Soal Gigi Sensitif
Mar 27th 2014, 17:00

Sungguh disayangkan, akibat sedikitnya edukasi dini soal kesehatan gigi dan mulut, kesadaran masyarakat Indonesia mengenai kesehatan di area tersebut masih sangat minim. Padahal, menurut WebMD kondisi kesehatan gigi, gusi dan mulut memiliki pengaruh yang cukup besar bagi kesehatan tubuh manusia secara menyeluruh.

Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan gigi dan mulut dapat dilihat dari rendahnya intensitas kunjungan ke dokter gigi. Kalau idealnya kunjungan ke dokter gigi dilakukan paling sedikit dua kali dalam setahun untuk mengontrol kondisi kesehatan gigi, kenyataannya sebagian besar orang hanya datang ke dokter gigi ketika sudah menemukan masalah pada gigi.

Tak heran apabila banyak kasus kerusakan gigi yang luput dari perhatian. Salah satunya, dentin hypersensitivity atau yang sering disebut gigi sensitif. Sebanyak 45% orang di Indonesia mengalami kondisi gigi sensitif yang dicirikan dengan adanya rasa ngilu pendek saat mengkonsumsi makanan asam, manis, panas dan dingin*.

Kondisi ini disebabkan oleh terkikisnya lapisan terluar gigi (email). Email yang terkikis menyebabkan lapisan dentin yang lebih sensitif jadi terekspos. Dentin terdiri atas tabung kecil yang berhubungan dengan syaraf gigi. Akibat tidak terlindung ketika makanan atau minuman menyentuh dentin, syaraf gigi akan terangsang sehingga timbul rasa ngilu.

Faktor yang dapat membuat email terkikis adalah kebiasaan masyarakat Indonesia seperti konsumsi berlebih pada soda, kopi dan sederetan makanan manis lainnya. Soda mengandung phosphoric acid dan citric acid yang bila dikonsumsi berlebih dapat mengikis email gigi. Begitu juga dengan kopi yang bersifat asam, apabila dikonsumsi berlebih selain dapat membuat gigi menguning juga berpotensi mengikis email.

Selain itu, banyak juga masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan menyikat gigi terlalu agresif menggunakan sikat berbulu kasar dengan asumsi bahwa menyikat gigi seperti ini dapat membuat gigi lebih bersih dari sisa makanan. Padahal kebiasaan ini dapat membuat lapisan email terkikis.

Tak hanya karena email terkikis, gigi sensitif juga dapat timbul karena surutnya gusi yang salah satu sebabnya adalah kebiasaan merokok. Nikotin dan tar pada rokok dapat menimbulkan plak di sela-sela gusi. Tumpukan plak membuat area gusi rentan menjadi tempat hidup bakteri dan terkena penyakit gusi. Gusi yang terinfeksi bakteri lama kelamaan akan surut dan menyebabkan bagian gigi yang tidak terlindung email lebih terbuka. Kondisi ini membuat gigi lebih sensitif. Next

Halaman 1 2
(adv/adv)

Ingin Mendapatkan Rp 500,000 dari detikHealth ? Ceritakan Pengalaman Dietmu di Sini

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Media files:
sensodynecontent.jpg (image/jpg, 0 MB)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions