Pages

Selasa, 28 Januari 2014

Tempo.co News Site
daily news from tempo.co 
Ready to move beyond the basics?

Enroll in this advanced DSLR course to explore more creative scenarios, image editing, and videography.
From our sponsors
Sabar Bisa Dilihat dari Gerakan Mata
Jan 27th 2014, 20:13

Berita Terkait

TEMPO.CO , New York :Orang yang menggerakkan mata dengan cepat cenderung merupakan orang-orang yang kurang sabar dan cenderung membuat keputusan yang impulsif. Penelitian terbaru menemukan bahwa gerakan tubuh, termasuk kecepatan mata, bisa menjadi acuan bagaimana seseorang mengalihkan fokus dari satu hal ke hal lain.

"Dari situ peneliti bisa menungkapkan bagaimana otak seseorang mengevaluasi berlalunya waktu dalam kaitannya dengan penilaian atas sesuatu," kata para peneliti Johns Hopkins University, Reza Shadmehr, profesor bidang biomedical engineering and neuroscience, seperti dikutip Health Day edisi 23 Januari 2014. "Ketika saya pergi ke toko farmasi dan melihat panjangnya antrean, bagaimana saya memutuskan perlu berapa lama saya berdiri di sini."

"Apakah mereka yang memilih berlalu dan tidak pernah masuk dalam antrean atau mereka yang cenderung berbicara cepat dan berjalan cepat, berarti mereka lebih menghargai waktu?"

Para peneliti ini menganggap pemahaman yang lebih baik mengenai cara seseorang menghargai waktu ketika membuat keputusan, bisa menjelaskan kenapa seseorang yang memiliki gangguan fungsi beberapa daerah otak lebih kesulitan. "Ini berlaku bagi mereka yang mengalami cedera otak atau neurogical disorders, seperti schizophrenia, kata para peneliti.

Journal of Neuroscience merilis bagaimana para peneliti melakukan serangkaian penelitian dengan para relawan dan menemukan hubungan kuat antara kecepatan gerakan mata dan kesabaran atau impulsitas. "Tampaknya, orang-orang yang membuat gerakan cepat, setidaknya gerakan mata, cenderung menjadi orang yang tak suka menunggu," ujar Shadmehr.

"Hipotesis kami adalah, kemungkinan ada hubungan fundamental antara cara sistem saraf mengevaluasi waktu dan penghargaan dalam pengontrolan gerakan dan membuat keputusan," ujar Shadmehr. "Setelah itu, keputusan bergerak dimotivasi oleh keinginan untuk meningkatkan salah satu situasi, yang merupakan faktor motivator yang kuat dalam situasi pengambilan keputusan yang kompleks."

HEALTH DAY | ARBA'IYAH SATRIANI

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions