TEMPO.CO, New York - Vitamin yang dipasarkan untuk balita dan anak-anak ternyata mengandung lebih dari jumlah vitamin yang direkomendasikan untuk setiap orang. Demikian sebuah penelitian terbaru di Amerika mengungkapkan.
"Yang kami lakukan adalah membandingkan yang tertulis dalam label dengan rekomendasi harian yang diizinkan atau asupan yang memadai," kata Michael Madden seperti dikutip Reuters edisi 27 Januari 2014. Madden adalah ketua peneliti dari Lake Erie College of Osteopathic Medicine di Erie, Pennsylvania.
Rekomendasi harian yang diperbolehkan (recommended daily allowance/RDA) atau asupan vitamin yang memadai diatur oleh Institute of Medicine (IOM), yang memberikan saran independen kepada para pengambil kebijakan di Amerika. RDA adalah jumlah nutrisi tertentu yang harus dikonsumsi seseorang sesuai dengan kebutuhan tubuhnya.
Untuk studi ini, Madden dan rekan-rekannya mengambil informasi dari label suplemen database pemerintah Amerika pada Juli 2013. Mereka mengkaji label dari 21 suplemen yang ditujukan untuk anak-anak berusia di atas 12 bulan dan 172 suplemen yang ditujukan bagi anak-anak berusia antara 12 bulan hingga 4 tahun.
Secara keseluruhan, para ilmuwan meneliti sembilan jenis vitamin dalam suplemen untuk anak berusia 12 bulan dan 14 vitamin untuk anak-anak yang berusia lebih tua. Mereka menemukan bahwa vitamin D adalah satu-satunya vitamin yang tidak sesuai dengan yang disarankan RDA untuk kedua grup anak-anak tersebut.
Rata-rata level vitamin C dalam suplemen setara dengan RDA untuk anak-anak yang berusia lebih muda dari 12 bulan. Namun, dalam suplemen yang ditujukan bagi anak-anak, level vitamin C ternyata lima kali lipat dari yang direkomendasikan.
Para ilmuwan juga menemukan level biotin ternyata lima hingga sembilan kali lipat dari yang direkomendasikan RDA. Biotin, vitamin yang membantu mengubah makanan menjadi energi, biasanya dikonsumsi untuk membantu pertumbuhan kulit, rambut, dan kuku menjadi lebih sehat.
Menurut para ilmuwan, yang dikutip di JAMA Pediatrics, rekomendasi dari IOM menyatakan agar anak-anak tidak mengkonsumsi RDA lebih dari yang disarankan, termasuk vitamin-vitamin yang diteliti. Dikatakan juga oleh IOM, tidak cukup data untuk mengungkapkan efek samping dari kelebihan konsumsi vitamin-vitamin tersebut untuk anak-anak kelompok ini. Selain itu, anak-anak sebenarnya bisa mendapatkan vitamin tersebut dari makanan yang mereka konsumsi.
Namun Duffy MacKay dari IOM mengungkapkan bahwa rekomendasi IOM belum diperbarui sejak beberapa tahun silam. Selain itu, riset ini tidak membedakan antara multivitamin dan suplemen yang mengandung hanya satu vitamin.
REUTERS | ARBA'IYAH SATRIANI
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.