TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian orang menganggap Januari merupakan kesempatan baik untuk memulai hidup baru. Awal tahun selalu diidentikkan dengan awal yang baik untuk memulai sesuatu. Namun kenyataannya Januari merupakan bulan dengan jumlah perceraian terbanyak dibanding bulan lain.
Dilansir Geniusbeauty, Jumat, 24 Januari 2014, sebuah survei yang dilakukan oleh perusahaan Vouchercloud, Inggris, menunjukkan jumlah perceraian tertinggi terjadi pada Januari. Para sosiolog Inggris menemukan tahun baru bukan hanya menjadi kesempatan melakukan hal baru, tetapi juga kesempatan untuk mengucapkan selamat tinggal kepada suami atau pasangan mereka. Konflik akhir tahun dengan pasangan dapat membangkitkan keinginan untuk memulai hidup baru pada awal tahun.
Maret merupakan bulan populer untuk perceraian. Para sosiolog ditanya, apakah musim mempengaruhi keputusan para pasangan untuk berpisah? Sebanyak 62 persen sosiolog mengiyakan.
Selain masalah keuangan, faktor penyebab perceraian pada bulan Januari adalah rasa bosan melewati hari libur bersama. Psikolog menyebutkan semakin lama waktu yang dihabiskan pasangan selama liburan, semakin tinggi pula risiko pertengkaran yang akhirnya menyebabkan perceraian.
RINA ATMASARI | GENIUSBEAUTY
Topik Terhangat
Banjir Jakarta | Banjir Manado | BBM Akil | Anas Ditahan | Buku SBY |
Berita Terpopuler
Elidawati, Sukses dengan Kerudung Model Scarf
Studi: Pria Lebih Cepat Lupa Dibanding Wanita
Teh Hijau Pengaruhi Tekanan Darah
Busana Rajutan untuk Musim Hujan
Pelukis Hanafi Protes Sampul Buku 33 Tokoh Sastra
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.