BANYAK orangtua yang terpancing emosi saat menghadapi anaknya yang rewel sehingga memunculkan sikap kasar yang dapat melukai fisik maupun mental si buah hati. Sebaiknya Anda mengetahui dan memahami bagaimana mengatasi anak rewel agar hal tersebut tidak sampai terjadi.
Anak yang selalu rewel memang merepotkan. Tak jarang terjadi, si kecil yang berusia batita maupun balita menjadi begitu rewel. Sedikit-sedikit menangis, menjerit, kadang disertai amukan. Sampai-sampai dalam melakukan kegiatan sehari-hari dia pun selalu mengawali dengan menangis terlebih dahulu.
Perilaku ini sering tak kenal waktu dan tempat. Apalagi jika penyebab rengekan dan tangisan anak tersebut tak diketahui dengan jelas dan berlangsung tiba-tiba.
Psikolog anak Melly Puspita Sari Psi M NLPm menuturkan, sifat rewel merupakan proses yang wajar bagi perkembangan seorang anak. Anak yang rewel, lanjut dia, biasanya mengindikasikan ada sesuatu yang tidak beres pada dirinya. Penyebabnya bisa dari dalam maupun luar tubuh anak.
Bagi anak yang usianya masih kecil, penyebab rewel umumnya karena kondisi anak yang sedang tidak nyaman. Misalnya merasa mengantuk, kedinginan, kehausan, lapar, maupun kepanasan. Untuk itu, orangtua mesti menganalisis dua sumber penyebab ini dengan teknik mendengar aktif, terutama bagi anak yang sudah bisa bicara.
"Orangtua mesti memberikan bantuan praktis agar anak tetap nyaman. Kalau sudah besar dan bisa bicara, tanyakan mengapa dia sampai melakukan hal tersebut," ujar Melly.
Bagi anak yang masih batita, Melly menyebutkan, tanda-tanda ia berada dalam keadaan yang tidak nyaman dapat segera diketahui. Saat sedang lapar misalnya, sebelum tangisannya dimulai, bayi akan gelisah. Terlihat seperti mau menangis, membuka mulut dan menutup mulutnya berkali-kali dan mulai mengisap jari-jarinya.
Selain itu, dia melakukan gerakan refleks memutar kepala ke arah sentuhan saat Anda letakkan tangan Anda di ujung bibirnya.
Anak juga sering rewel saat berada di tempat yang baru karena dirinya masih asing dan tak kenal siapa-siapa.
"Apalagi kalau dia disuruh diam saja dan tak ada mainan. Pasti dia rewel. Rewel itu bentuk komunikasi dia untuk memberi informasi ke lingkungan sekitarnya," ujar Melly.
Melly menyarankan, solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah membuat anak merasa nyaman. Misalnya ketika anak kepanasan, carilah cara untuk membuat anak merasa tidak kepanasan lagi. Ketika anak merasa haus, Anda bisa langsung menyusuinya.
Kalau anak Anda rewel di tempat yang baru, cara mengatasinya adalah dengan banyak mengobrol dan alihkan ke hal lain yang menarik untuk buah hati Anda. Anda juga bisa bernyanyi atau menggendong dan mengayunnya. Hal ini dapat menenangkan dan membuat bayi tidak merasa cemas lagi.
Penyebab kedua kerewelan anak biasanya adalah mencari perhatian. Melly mengatakan, anak kecil sering menangis bisa karena untuk mencari perhatian dari ibu atau ayahnya. Pada umumnya, orangtua asyik mengobrol dengan teman atau dengan orang lain sehingga anak merasa terabaikan. Dan ketika mereka tidak diperhatikan, anak semakin rewel.
Meski sudah menangis dan meraung-raung, Anda sebaiknya tidak selalu memenuhi apa permintaan si kecil karena hal ini justru akan membuat anak melakukan hal tersebut pada waktu yang akan datang. "Kalau dipenuhi, ini bisa jadi pola dia. Rewel menjadi alat untuk memanipulasi egonya untuk menginginkan sesuatu yang dia suka," tutur Melly.
Anda mesti tekankan bahwa mencari perhatian bukan hal yang harus ditanamkan kepada anak sedari kecil. Anda harus mulai mengajarkan bahwa apa yang dia lakukan tidak benar, sekaligus mengajari anak cara mengendalikan dirinya.
Solusi kedua dari penyebab kedua bisa juga dengan mengajak anak berkomunikasi. Komunikasi sangat penting karena dengan komunikasi ibu akan tahu apa penyebab rewel dan apa yang anak Anda inginkan.
Komunikasi bisa membuat Anda dan anak menjadi lebih dekat. Penyebab ketiga anak rewel biasanya anak ingin menunjukkan kekuatan dirinya.
Melly mengutarakan, banyak balita atau bayi yang tidak mau melakukan apa yang diperintahkan atau memilih apa yang dipilihkan oleh sang ibu. Mereka tetap ingin memilih apa yang mereka mau dan ketika mereka dilarang, mereka akan semakin rewel.
Untuk menyelesaikan masalah ini, berikan alasan mengapa Anda melarang dan dengarkan alasan anak mengapa memilih opsi yang lain. Dengan begitu, anak belajar untuk terbuka dalam menyampaikan idenya dan juga pilihan hatinya. Dan yang patut, jangan memaksakan keinginan Anda.
Banyak orangtua yang memaksa anaknya untuk diam di tempat duduknya dan tidak mengeluarkan suara. Ini akan membuat anak menjadi tidak nyaman.
Anda bisa memberikan aktivitas lain sebagai pengalih agar anak tidak rewel. Anda bisa memberikan solusi-solusi atau opsi lain. Dengan begitu, Anda akan melatih anak untuk mempunyai pilihannya sendiri dengan lebih bertanggung jawab.
Untuk mencegah anak rewel, menurut Melly, penuhi kebutuhan anak terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan apa pun. Sebagai orangtua pasti mengetahui apa saja yang dibutuhkan anak sendiri. Misalnya, mengajak anak jalan-jalan pada saat waktu tidurnya. Agar tak rewel ketika tiba di lokasi yang dituju, anak sebaiknya dipenuhi kebutuhannya untuk tidur terlebih dahulu.
"Orangtua tentu sudah tahu dan mengerti kebiasaan anaknya. Persiapkan segala kebutuhan tersebut sebelum memulai suatu kegiatan sehingga anak tidak mudah rewel," kata Melly.
(tty)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.