UNTUK mencegah kanker, banyak hal yang bisa dilakukan. Misalnya saja, seperti mengonsumsi makanan yang tinggi serat secara teratur.
Namun demikian, hal itu sudah banyak diketahui masyarakat. Padahal, masih banyak cara lain yang bisa diandalkan. Mau tahu?
Berikut ulasannya, seperti dilansir Menshealth.
Berteman dengan serat
Orang-orang yang memiliki pola makan tinggi serat -sekira 17 gram per 1.000 kalori - mengalami penurunan 19 persen risiko kanker ginjal dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi sedikit, menurut temuan sebuah studi dalam jurnal Clinical Nutrition. Hal itu bisa terjadi karena serat bisa menghalangi racun penyebab kanker dari perjalanan dari usus ke ginjal.
Cari bantuan agar kebiasaan mendengkur berhenti
Orang yang mengalami gangguan tidur parah hampir lima kali lebih mungkin meninggal akibat kanker ketimbang mereka yang tidur lebih nyenyak, menurut para peneliti di University of Wisconsin -Madison School of Medicine and Public Health. Munculnya gangguan tidur, membuat kadar oksigen dalam darah Anda berkurang. Hal ini bisa menyebabkan tumor kecil tumbuh dalam pembuluh darah dan memberi mereka "bahan bakar" untuk berkembang lebih cepat dan menyebar melalui aliran darah.
Berdiri
Lebih dari 92.000 kasus kanker per tahun disebabkan karena duduk terlalu lama, menurut sebuah studi American Institute for Cancer Research. Bahkan jika berolahraga secara teratur sekalipun, Anda masih tetap berisiko. Oleh sebab itu, upayakan untuk berdiri selama satu sampai dua menit setiap jam. Hal itu untuk membantu mengurangi tingkat molekul dalam tubuh yang berkaitan dengan risiko kanker.
Vitamin D
Orang-orang yang menjalani pola makan dengan konsumsi 1.000 IU vitamin D setiap hari menurunkan risiko kanker sebanyak 77 persen selama empat tahun dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi plasebo, laporan sebuah studi dalam American Journal of Clinical Nutrition. Vitamin D sendiri bisa didapat melalui ikan salmon, sarden, dan jamur shiitake.
Makan kacang
Makan tiga kacang Brasil setiap hari sangat baik untuk kadar selenium dalam tubuh. Sebuah studi Harvard menemukan bahwa peningkatan jumlah selenium berkaitan dengan 48 persen lebih rendah terkena kanker prostat.
(tty)