Pages

Senin, 20 Januari 2014

health.detik
Detik.com sindikasi 
Book your hotel early for a discount!

You can reap the rewards with great discounts at participating Pullman, M Gallery, Grand Mercure, Novotel, Mercure, ibis and Formule 1 hotels.
From our sponsors
Stop The Clock Agar Tiap 6 Detik Tak Ada Korban Meninggal karena Diabetes
Jan 19th 2014, 08:30

Kuta, Ketika didiagnosa terkena diabetes, semua diabetesi menghadapi masalah sosial dan psikis seperti merasa rendah diri dan depresi. Apalagi, diabetes adalah penyebab non-trauma amputasi, kebutaan pada satu dari tiga pasien, kemudian 80 persen diabetesi meninggal dunia.

Hal itu disampaikan Elected President International Diabetic Federation (IDF) dr Saukhat M Sadikot saat menjadi pembicara di 'Global Diabetes Forum' di Sheraton Hotel, Kuta, Bali, dan ditulis pada Minggu (19/1/2014). Maka dari itu, dr Sadikot mengatakan organisasi internasional berusaha meminta pengelolaan diabetes dengan baik meskipun faktanya diabetes belum bisa terkontrol dengan baik.

"Kita perlu sentuh ground realities-nya, masuk ke dalam masyarakat di mana management diagnosis juga harus tersedia, mudah diakses, dan affordable. Strategi manajemen itu berupa perubahan gaya hidup, pengobatan, dan memberi kesempatan untuk saling berbagi di antara diabetesi," papar dr Sadikot.

Ia menambahkan dalam mengelola diabetes, jangan terlebih dulu menyalahkan pemerintah, perusahaan obat, masyarakat atau dokter. Sebab, yang utama melakukan perubahan seyogyanya adalah si diabetesi sendiri. Tanyalah pada diri sendiri bagaimana supaya kondisi tidak memburuk dan harus menjalani hidup lebih baik lagi meski terkena diabetes.

"Stop the clock, tiap enam detik satu orang meninggal dunia. Ayo kita hentikan supaya tiap enam detik tidak ada lagi korban meninggal karena diabetes," kata dr Sadikot.

Untuk menghentikan 'perputaran waktu' tersebut yang terpenting dilakukan menurut dr Sadikot adalah mengatur pola diet misalnya seperti di India dengan mengurangi konsumsi minyak. Lalu, rutin minum obat, olahraga, dan berbagi ilmu dan pengetahuan sehingga diabetes bisa dikelola dengan baik, komplikasinya pun bisa dicegah.

Khususnya di Indonesia, diabetes tipe 2 merupakan yang paling banyak terjadi. Meskipun diabetes tipe 2 disebabkan karena keturunan, ketua PERSADIA (Persatuan Diabetes Indonesia) Prof Sidartawan Soegondo MD, PhD, FACE mengatakan kita bisa mencegahnya meskipun orang tua, atau nenek moyang kita terkena diabetes. Caranya, dengan jangan menjadi gemuk.

"Generasi sekarang kecil-kecil banyak yang gemuk, sekarang anak kecil banyak kena diabetes tipe 2 kalau dulu tipe 1.

Gen pengaruh tapi lebih banyak tipe 2 karena gaya hidup, berat badan naik, lalu urbanisasi di mana orang dari desa makannya agak sulit di kota jadi gampang karena ada junkfood. Terus yang biasanya jalan jadi jarang jalan sehingga aktivitas fisiknya kurang," papar prof Sidartawan.

Global Diabetes Forum merupakan forum diabetes pertama di Indonesia dan Asia Tenggara yang diselenggarakan atas kerjasama PERSADIA, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), dan PT Kalbe Farma Tbk. Melalui forum ini baik dr Sadikot ataupun prof Sidhartawan berharap masyarakat bisa lebih peduli lagi terhadap diabetes, mempromosikan gaya hidup sehat, serta mengurangi risiko terkena diabetes.

(rdn/vit)

Ikuti detikHealth Reader's Choice dan dapatkan hadiah sepeda Polygon, alat pengukur gula darah, dan hadiah menarik lainnya. Yuk, klik di sini 

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Media files:
153155_guladarah.jpg (image/jpg, 0 MB)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions