Pages

Senin, 20 Januari 2014

health.detik
Detik.com sindikasi 
Creating iOS Games: Beginner Course

Marin Todorov teaches you how to create an iPhone game easily and simply using Cocos2d in this $99 online course.
From our sponsors
Jangan Sepelekan Kejang, Bawa Anak ke PICU Jika Kondisinya Seperti Ini
Jan 20th 2014, 11:01

Jakarta, Kejang-kejang pada anak identik dengan suhu tubuhnya yang tinggi. Selain itu, ada pula kejang-kejang yang abnormal dan disebabkan bukan karena demam tapi adanya infeksi sistem saraf pusat misalkan radang otak atau radang selaput otak.

Menurut dr. Marissa TS Pudjiadi, Sp.A, kejang pada dasarnya adalah lepasan muatan listrik dari otak yang abnormal. Sehingga, umumnya kejang terjadi ketika suhu tubuh tinggi dan hanya dalam waktu beberapa detik atau menit saja.

"Lima menit saat kejang pertama boleh dikasih obat standar, lima menit kedua diberi lagi, tapi jika kejang tak berhenti juga, maka segera bawa ke dokter karena kemungkinan ada infeksi di sistem saraf pusatnya," jelas dr Marissa saat ditemui di RS Premier Jatinegara, Jl. Raya Jatinegara Timur, Jakarta Timur, Senin (20/1/2014).

Maka dari itu, kejang yang tidak dikarenakan demam tidak akan berhenti sebelum infeksi ditangani. Salah satu cara mengobati infeksi di sistem saraf pusat pada anak-anak yakni melalui perawatan di Pediatric Intensive Care Unit (PICU). Selain infeksi di sistem saraf pusat, diare yang terus menerus juga mengharuskan anak dirawat di PICU.

dr Marissa menjelaskan, diare bisa menyebabkan kadar natrium dalam tubuh anak turun drastis. Maka, sebelum kadar natrium dikembalikan normal, anak harus mendapat perawatan di PICU. Infeksi lainnya yang membuat pasien anak harus dirawat di PICU adalah infeksi paru-paru.

"Bisa karena infeksi di paru-paru atau sepsis di mana anak bisa napas tapi tersengal-sengal sampai kelelahan. Nah, sebelum dia gagal napas, kita sediakan oksigen sehingga dia bisa bernapas sendiri dengan normal karena sistem tubuhnya yang lain kan masih bagus," tutur dr Marissa.

Lebih lanjut, dokter berambut panjang ini mengatakan pasien baru boleh keluar dari PICU jika parameter hemodinamik (seperti nadi dan tekanan darah) normal, tidak lagi memakai alat bantu napas, tidak butuh obat sensitif yang penggunaannya harus di bawah pengawasan, irama jantungnya stabil, dan sudah mengatasi keadaan akutnya jika menjalani proses cuci darah.

"Kalau pemakaian selang atau ventilator itu tidak reusable sehingga biaya di PICU memang mahal kan. Nah kalau untuk waktunya, sepengalaman saya di sini (RS Premier-red) tidak ada yang lebih dari seminggu, tapi itu tergantung dari kondisi pasien juga ya," pungkas dr Marissa.

(rdn/up)

Ikuti detikHealth Reader's Choice dan dapatkan hadiah sepeda Polygon, alat pengukur gula darah, dan hadiah menarik lainnya. Yuk, klik di sini 

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Media files:
demam.jpg (image/jpg, 0 MB)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions