PREVALENSI kasus serviks (leher rahim) di Indonesia cukup tinggi, dimana menempati peringkat kedua setelah kanker payudara. Menurut data dari Globocan 2008, ditemukan 20 kasus kematian akibat kanker serviks setiap harinya.
Dr.Fitriyadi Kusuma, SpOG (K), konsultan kanker kandungan dan staf pengajar FKUI di Divisi Onkologi Ginekologi Departemen Obstetri dan Ginekologi, menerangkan bahwa alasan prevalensi kanker serviks sangat tinggi di Indonesia itu kompleks. Artinya, kondisi itu dipicu dari berbagai hal, di antaranya faktor geografis, kurangnya pelayanan kesehatan dari tenaga medis dan juga fasilitas serta minimnya pengetahuan masyarakat tentang kanker serviks.
"Faktor geografis Indonesia yang terdiri dari 13.000 pulau, tidak ada program skrining, kurangnya fasilitas sitologi dan terapi terutama di perdesaan, kurangnya kepatuhan pasien untuk melakukan pemeriksaan rutin, semua hal itu merupakan penyebab kasus kanker serviks sangat tinggi di Indonesia," katanya dalam acara yang bertema SOHO #BetterU: Hari Ibu, Hotel Akmani lantai M, Jakarta, Kamis (19/12/2013).
Hal senada juga disampaikan Linda Amalia Sari Gumelar, Menteri Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak. Dia menerangkan bahwa faktor kemiskinan, ketidaktahuan mengenai kanker serviks, kurangnya akses kesehatan dari skrining dan pengobatan juga meningkatkan insiden kejadian kanker serviks di Indonesia. Kendati demikian, ia juga menyampaikan bahwa kanker serviks bisa dicegah melalui beberapa pengobatan. Terpenting, lakukanlah deteksi dini sebab kalaupun terdeteksi ada sel kanker berkembang, kemungkinan untuk sembuh kembali tinggi.
"Saat seseorang terdeteksi ada sel kanker, ia bisa mengambil preterapi untuk bisa menghancurkan sel kankernya. Dan bisa kembali lagi sehat di kemudian hari," terangnya. (ind)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.