PARA orangtua kerap menahan penderita gangguan bipolar di kamar begitu kambuhan bipolarnya muncul. Padahal, ada cara lain yang lebih tepat untuk menangani kondisi itu. Seperti apa?
Menurut dr. AAA Agung Kusumawardhani, SpKJ (K) selaku ahli ganguan jiwa, psikiatri sekaligus Kepala Departemen Psikiatri RS. Cipto Mangunkusumo, para orangtua bisa membawa rumah sakit khusus untuk dirawat inap sementara agar terpantau perilakunya, terutama bila kondisi kambuhan bipolar yang membahayakan diri sendiri. Bila mood-nya kembali normal, barulah ia bisa pulang menjalani aktivitas hariannyaya. Tapi dengan catatan ia harus tetap kontrol sesuai saran dokter.
"Kalau episode saat maniknya sangat menonjol dan berisiko, biasanya kita rawat inap, dijaga selama dua minggu, dan bila reda baru rawat jalan. Begitu juga untuk fase depresi. Selama dua mingguan biasanya dijaga, begitu pulih, ia bisa rawat jalan," jelasnya saat ditemui secara eksklusif kepada Okezone di Gedung Departemen Psikiatri RS. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, baru-baru ini.
Dia menambahkan kondisi itu bisa terjadi, karena obat dan terapinya pasti kurang berjalan lancar. Padahal obat dan terapi vital peranannya dalam memperjarang kambuhan dan memperkecil efek kambuhannya. Oleh karena itu, para orangtua jangan mudah lelah untuk merangkulnya untuk terus mau minum obat, dan memberi pemahaman efek tak enaknya kambuhan bipolar agar mereka lebih patuh terhadap segala pengobatan.
(ind)