BARLI Asmara mengaku tidak berangkat dari sekolah mode saat menjadi seorang desainer kawakan Indonesia. Dia pun merasakan bagaimana sulitnya menjadi seorang perancang yang bisa diterima oleh masyarakat.
Menurutnya, desainer baru yang secara otodidak muncul di permukaan bukan menjadi saingannya di industri fesyen Tanah Air.
"Saya melihat mereka bukan sebagai pesaing, tapi justru membuat kita semakin kreatif untuk mencari apa lagi yang harus disuguhkan untuk masyarakat. Bukan juga untuk ajang balap-balapan mode, kita masing-masing punya
taste dan gaya yang berbeda," tuturnya kepada
Okezone di I Fashion Festival, Lippo Mall Kemang, Jakarta Selatan, Jumat, 29 November 2013.
Barli sendiri yang tidak dari sekolah mode menyarankan kepada para desainer pemula untuk konsisten dengan jalan mereka dan fokus terhadap sesuatu. Jangan sampai orang sudah menikmati dan menunggu koleksi busana, tapi tidak bisa berkembang dari rancangannya.
"Mereka yang diberikan talenta bisa melukis, menggambar seperti saya harus bisa fokus jangan sampai sudah di tengah jalan terhenti karena banyak pekerjaan lain.
Kan sayang kalau begitu, banyak orang sudah menikmati hasil karyanya, dia malah tenggelam," katanya.
Oleh sebab itu, Barli menyarankan menjadi desainer itu harus pandai berimajinasi dan memiliki kreativitas yang tinggi agar rancangannya mampu menjadi tren di masyarakat.
(tty)This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.