PARA ibu harus mengubah pandangan boleh memberikan susu formula bila ASI yang diharapkan tak keluar atau mencukupi kebutuhan anak. Hal itu karena dasar dari masalah itu ialah si bayi kurang kuat merangsang saat menyusui.
Hal itu seperti disarankan Entos Zainal, MPHM, plh, Kasubdit Bina Gizi Makro, Direktorat Bina Gizi Kementerian Kesehatan RI. Dia menjelaskan bahwa apa yang dikeluhkan para ibu mengenai ASI yang tak mau keluar atau sedikit keluar, hanyalah permasalahan kurangnya stimulasi si anak saat menyusui. Agar ASI bisa keluar lancar, ibu jangan pernah menyerah dan anak juga harus merangsang lebih kuat putingnya. Menurutnya, kedua hal itu bila dilakukan ASI yang dibutuhkan akan keluar dengan sendirinya.
"ASI itu kalau dirangsang pasti keluar. Apa yang terjadi pada ibu yang mengeluh ASI-nya tidak keluar atau hanya sedikit, itu hanya tersumbat, kurang rangsangan, atau bayi tidak menghisap kuat (putingnya)," jelasnya dalam acara bertema "Kampanye dari Usia 1 bersama Scott's", Restoran Kembang Goela, Jakarta, belum lama ini.
Dia juga memaparkan, para ibu jangan selalu berpandangan bahwa menangis selalu diidentikkan dengan haus atau lapar karena tak selalu begitu. Dalam upaya menyusui anak, bila ASI belum mau keluar dan anak sudah menangis, hal itu karena rangsangan kurang kuat. Jadi, jangan terlalu terburu-buru untuk memberikan susu formula bila ASI belum mau keluar. Karena sekali anak merasakan rasa susu formula dia akan meminta lagi dan sekalipun ASI yang keluar pun akan ditolaknya karena sudah merasakan enaknya susu formula.
"Rasa yang ada pada susu formula itu yang dimunculkan akan membuat kecanduan pada anak-anak. Terlebih karena susu formula itu dasarnya
ngocor, kalau ASI
kan dihisap. Anak pasti inginnya yang mudah tanpa dihisap dulu baru keluar dan pada saat diberikan ASI yang harus dihisap akan sulit keluar, itu karena anak sudah terbiasa meminum yang
ngocor," terangnya.
(tty)