REMAJA berkualitas dibutuhkan untuk menyukseskan window of opportunity yang diperkirakan pada 2020-2030.
Guna menelurkan remaja berkualitas, peran seluruh pihak pun diperlukan. Pasalnya, tanggung jawab untuk membentuk remaja berkualitas tidak hanya berada di pundak pemerintah semata.
"Masalah remaja seharusnya jadi masalah bersama," kata DR Sudibyo Alimoeso, MA selaku Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN usai acara seminar hasil "Survei Kesehatan Reproduksi Remaja" (SKRRI) 2012 di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (7/11/2013).
Ditegaskan DR Sudibyo bahwa harusnya ada sebuah gerakan memajukan remaja.
"Kita harusnya punya gerakan. Remaja jangan jadi program pemerintah saja. Kalau program, apa-apa harus pemerintah untuk menangani remaja. Harusnya jadi ada gerakan memajukan remaja," sambungnya.
Lebih lanjut dituturkan bahwa gerakan sifatnya lebih memberikan keterikatan langsung pada masyarakat, sehingga mereka seperti memilikinya.
"Kalau gerakan itu kan masyarakat yang memiliki, harusnya keluarga-keluarga itu yang harus memiliki aktivitas untuk memajukan remaja ini. Kalau program dari Deplu atau dari mana, jadi seolah-olah menjadi pemerintah. Kalau program kesannya bujet, duit, dan disesuaikan pemerintah untuk remaja. Tapi kalau jadi gerakan memajukan remaja, itu harus dari masyarakat atau keluarga oleh keluarga dan untuk keluarga. Jadi, gerakan keluarga untuk remaja. Kalau ada kekurangan, boleh menuntut pemerintah. Tapi mulainya dari keluarga," tutupnya. (ind)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: