BANJIR yang melanda Jakarta mengakibatkan masyarakat harus mengungsi ke tempat pengungian. Tetapi, masalah-masalah masih terus menyertai meski sudah di tempat pengungsian, salah satunya kesehatan.
Tinggal bersama-sama dengan orang lain membuat seseorang memiliki potensi untuk jatuh sakit. Hal ini karena virus yang ditularkan melalui udara bisa saja menjangkit di tubuh seseorang.
Lebih lanjut ketika tinggal di pengungsian, kalangan yang sangat berisiko jatuh sakit adalah anak-anak atau balita. Menurut dokter spesialis anak RS Premier Jatinegara, dr Marissa T.S Pudjiadi, SpA, sangat banyak risiko penyakit yang bisa dialami oleh anak-anak atau balita ketika tinggal di tempat pengungsian.
"Banyak sekali risiko kesehatan pada anak-anak dan balita, mulai dari batuk pilek, kemudian diare, lalu muntah itu semua risikonya," tuturnya kepada
Okezone di RS Premier Jatinegara, Jakarta Timur, baru-baru ini.
Lebih lanjut, dia mengatakan, bahkan anak-anak yang terkena diare bisa sampai mengalami dehidrasi. Namun, menurut dr. Marissa, semua usia juga berisiko mengalami diare saat tinggal di tempat pengungsian.
Lantas, apa yang dibutuhkan pengungsi, terutama anak-anak dan balita dalam menjaga kesehatannya?
"Paling pertama adalah kebersihan, karena di pengungsian banyak orang dan airnya juga tidak bersih, serta imunisasi mungkin kurang lengkap. Intinya harus bersih, karena dengan kebersihan semua penyakit itu bisa dijaga," jelasnya.
(tty)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.
