BERDIRINYA pabrik onkologi Kalbe membawa angin segar untuk dunia kesehatan Indonesia. Pasalnya, obat kanker termasuk mahal dan adanya produksi obat kanker dalam negeri, secara otomatis bisa memotong harga obat menjadi lebih terjangkau.
Perlu diketahui, sebanyak 95 persen bahan obat kanker berasal dari negara luar dan kebanyakan kita masih impor obat. Inilah yang membuat akhirnya harga obat kanker melejit di pasaran.
Namun dengan berdirinya pabrik onkologi Kalbe ini, harga yang biasanya dijual bisa dipotong hampir setengah harga umumnya. Dari sudut pandang kebutuhan obat kanker sendiri, di mana penderita kanker sekarang meningkat, hal itu meringankan beban masyarakat. Sehingga bukan tak mungkin kematian akibat kanker bisa ditekan.
"Dengan adanya pabrik onkologi di Indonesia, artinya proses pembuatan obat kanker dibuat dalam negeri. Hal itu akan membuat harga obat kanker nanti lebih murah. Perbandingan dengan obat sekarang itu, 30 sampai 40 persen," tutur Irawati Setiady, Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk usai acara pembukaan peresmian pabrik obat kanker di lobi Pabrik Onkologi, kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (23/1/2013)
Menanggapi hal itu, Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Prof. dr. Ali Ghufron Mukti M.Sc., Ph.D, menyambut baik upaya yang dilakukan Kalbe. Namun, pesan dia, harus dijaga kisanambungannya agar bisa benar-benar berdampak positif bagi masyarakat luas.
"Adanya pabrik onkologi sangat relevan dengan program Jaminan Kesehatan Nasional. Masyarakat sangat menunggu dan membutuhkan obat kanker ini, contohnya Yayasan Kasih Anak Kanker," terangnya.
Adapun produksi obat kanker dari pabrik onkologi Kalbe ini secepatnya akan diproduksi, namun pada tahap ini masih sedang dalam trial. Tujuannya, saat dipasarkan efektif untuk mengobati kanker.
(tty)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.
