JAMINAN Kesehatan Nasional (JKN) diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan untuk masyarakat. Lantas, bagaimana pelayanan kesehatan untuk pasien penyakit kronis pada JKN?
Menurut Direktur Pelayanan BPJS Kesehatan, Fadjri Adi Nur, dalam rangka meningkatkan pelayanan khususnya bagi peserta penyakit kronis, BPJS Kesehatan bersama Kementerian Kesehatan telah melakukan evaluasi bersama Tim Nasional Casemix Center, Organisasi Profesi dan rumah sakit. Selanjutnya, membuat Surat Edaran (SE) ke suluruh Fasilitas Kesehatan (khususnya rumah sakit) yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
"Bagi penderita penyakit kronis, khususnya untuk pelayanan obat dibuat kebijakan di antaranya pasien penyakit kronis dapat mengikuti Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Polanis) BPJS Kesehatan melalui pelayanan Rujuk Balik,"ujarnya pada Konferensi Pers "Evaluasi 2 Minggu Pelaksanaan JKN Melalui BPJS Kesehatan" di Kantor BPJS Pusat, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Rabu (15/1/2014).
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pemberian obat pun dapat dilayani di fasilitas kesehatan tingkat pertama untuk kebutuhan 1 bulan. Selain itu, BPJS Kesehatan juga mengembangkan program rujuk balik yang semula hanya Diabetes Melitus dan hipertensi akan ditambah dengan beberapa penyakit lain, termasuk jantung, asma, dan epilepsi.
"Kami akan melakukan kordinasi dengan Organisasi Profesi untuk menyusun tata laksana dan obat program Rujuk Balik tambahan tersebut,"jelasnya.
Ditambahkan Fadjri Adi Nur, bagi peserta dengan berbiaya tinggi khususnya pemberian obat pasien thalasemia dan hemophilia tidak hanya dapat dilakukan di Faskes tersier, tetapi juga dapat di Faskes sekunder. Hal ini dengan mempertimbangkan kondisi kemampuan faskes sekunder dan kondisi geografis yang tidak memungkinkan pasien dirujuk ke faskes tersier. (ind)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.
