Pages

Rabu, 01 Januari 2014

Tempo.co News Site
daily news from tempo.co 
Ready to move beyond the basics?

Enroll in this advanced DSLR course to explore more creative scenarios, image editing, and videography.
From our sponsors
Penelitian Temukan, Supplemen Tak Selalu Manfaat
Jan 1st 2014, 07:40

Berita Terkait

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis penyakit dalam Dr.Ari Fahrial Syam menyatakan prihatin pada budaya masyarakat  mengonsumsi vitamin dan mineral secara berlebihan. Banyak bukti klinis membuktikan bahwa konsumsi multivitamin dan mineral tidak ada gunanya.

Ini salah satu bukti dari konsumsi vitamin berlebihan di Amerika Serikat. New York Times edisi 21  Desember 2013 memberitakan seorang laki-laki  mengalami kerusakan hati berat setelah mengonsumsi ekstrak teh hijau yang dikatakan mempunyai efek  penghancuran lemak (fat burning).

"Informasi ini ternyata menjadi fenomena gunung es di Amerika Serikat. Ada 20 % kasus kerusakan hati karena obat terjadi akibat penggunaan suplemen diet," kata Ari yang juga mendapatkan kasus sama  akibat penggunaan suplemen membuat pasien mengalami kerusakan hati fatal, hingga dirawat di ruang ICU rumah sakit.

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam  Jakarta Raya (PAPDI JAYA) ini mengatakan,  di Amerika Serikat,  hasil survey kesehatan nasional menemukan, hampir 10 % orang Amerika menggunakan suplemen. Penelitian pada binatang membuktikan antioksidan dapat mencegah terjadinya aterosklerosis pembuluh darah jantung hewan coba. Tapi saat diterapkan pada manusia, peran multivitamin termasuk antioksidan, hasilnya tidak sesuai yang diharapkan.

"Hasil penelitian membuktikan penggunaan suplemen multivitamin dan mineral tidak ada manfaatnya untuk mencegah penyakit, tanpa bukti bahwa seseorang tersebut kekurangan vitamin atau mineral," katanya.

Ari menunjukkan, review dilakukan tim peneliti dari  Kaiser Permente Health Research, Portland, Oregon USA yang dipublikasi pada jurnal Annals of Internal Medicine (Jurnal resmi perhimpunan Spesialis Penyakit Dalam Amerika) edisi November 2013.

Penelitian itu menyimpulkan, bahwa tidak ada bukti yang mendukung bahwa suplemen multivitamin dan mineral dapat mencegah penyakit kronis seperti kanker dan penyakit jantung koroner dan juga tidak terbukti untuk mencegah kematian. Review yang dilakukan pada 277 artikel termasuk 103 artikel dari 26 penelitian.

Penelitian menggunakan berbagai vitamin baik secara tunggal maupun kombinasi antara lain beta karoten, vitamin E, selenium, vitamin A, vitamin C, asam folat, vitamin D, kombinasi vitamin D dan kalsium dan penggunaan kalsium secara tunggal.

Penelitian yang dilakukan dengan jumlah sampel yang bervariasi dari 128 sampel sampai 72.337 sampel dengan total sampel hampir mencapai 400 ribu subjek penelitian. Beberapa hasil penelitian mendapatkan bahwa tidak ada bukti klinis yang konsiten dari penggunaan suplemen multi vitamin dan mineral untuk pencegahan primer penyakit jantung koroner, kanker serta pencegahan kematian karena berbagai sebab pada orang sehat tanpa kekurangan vitamin.  

"Selain tidak bermanfaat, ada beberapa suplemen berhubungan dengan adanya peningkatan kanker, yakni, beta karotin dan vitamin E. Suplemen vitamin D dan kalsium meningkatkan  terjadi pembentukan  batu pada ginjal. Alih-alih untuk hidup sehat ternyata pada beberapa keadaan, suplemen multivitamin dan mineral juga tidak  aman," katanya.

Review ini memperkuat  informasi ilmiah yang telah ada di berbagai jurnal ternama yang membuktikan bahwa suplemen vitamin dan mineral tidak bermanfaat untuk orang normal yang tidak mengalami kekurangan vitamin dan mineral. (Baca : Bila Tak Perlu, Stop Konsumsi Vitamin dan Mineral )

Masih di jurnal yang sama, hasil  penelitian beberapa pusat kesehatan di Amerika Serikat termasuk Harvard diketahui, pasien mengalami serangan jantung  mendapatkan multivitamin dan mineral termasuk anti oksidan dosis tinggi. Setelah diperiksa lebih lanjut, pemberian  suplementasi vitamin dan mineral dosis tinggi tidak bermakna mencegah terjadinya serangan jantung berulang pada pasien  telah mendapatkan pengobatan standart.

"Bukti klinis yang dipublikasi jurnal ternama ini menjadi patokan buat kita yang sehat. "Apa tetap ingin mengonsumsi vitamin dan mineral  yang belum tentu bermanfaat, bahkan berbahaya pada beberapa keadaan," katanya.

Maka, menurut Ari, ia tidak menganjurkan pasien-pasiennya yang sudah sehat untuk tetap mengkonsumsi vitamin dan mineral, tanpa bukti pada seseorang tersebut telah mengalami kekurangan vitamin dan mineral."

EVIETA FADJAR

Berita Terpopuler

Ingin Umur Panjang? Coba Makanan Ini
Begadang Bisa Membahayakan Otak 
Bila Tak Perlu, Stop Konsumsi Vitamin dan Mineral 
Penderita Diabetes Tak Sadari Risiko Kebutaan

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions