TEMPO.CO, Bali - Diabetes, penyakit komplikasi yang ditandai kadar gula dalam darah yang tinggi ini telah membuat banyak kerugian bagi penderitanya karena beban fisik, beban psikis dan tentunya beban finansial. "Kondisinya setiap tahun semakin buruk," kata Presiden International Diabetic Federation Saukhat M Sadikot dalam acara Global Diebetes Forum di Hotel Sheraton Bali, Sabtu 18 Januari 2014.
Pada 2011, kematian akibat diabetes terjadi setiap detik detik sekali. "Tahun lalu angkanya menjadi enam detik sekali," ujar dia. Dalam dua tahun terjadi pertumbuhan yang luar biasa.
Kematian akibat diabetes, Sadikot menjelaskan, biasanya akibat komplikasi yang berakhir pada penyakit jantung koroner, stroke hingga gagal ginjal. Saat ini diperkirakan ada 382 juta penderita diabetes di dunia. Dengan pola hidup yang ada, diperkirakan angkanya terus meningkat. Yaitu pola makan makanan instan, kurang serat dan kurang olahraga.
Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan ada 6,9 persen penduduk Indonesia yang menderita diabetes pada 2013. Data tersebut berasal dari Riset Kesehatan Dasar.
Ketua Persatuan Diabetes Indonesia Sidhartawan Soegondo mengatakan di Indonesia saat ini sekitar 90 persen diabetes yang disandang adalah tipe II. Tipe yang terjadi karena adanya pengubahan gaya hidup yang tidak sehat. Pada tipe ini, penderita memiliki kadar gula yang tinggi, lingkar pinggang lebar dan kadar kolesterol tinggi karena konsumsi yang salah dan kurangnya gerak.
Sudah pola hidup yang jelek, ternyata diturunkan juga. "90 persen tipe II di Indonesia karena keturunan," ujar dia. Karena orang tua yang memiliki gaya hidup tidak sehat tersebut membawa gen diabetes ke anak-anak mereka.
Angka yang terlihat menakutkan tersebut sebenarnya bisa dikurangi. Karena diabetes tipe dua, menurut Sidhartawan bisa dicegah.Solusinya cukup mudah dengan makan lebih sehat dan bergerak lebih banyak.
DIANING SARI
Berita Lain:
Aksi Tolak Buku 33 Tokoh Sastra Juga Ada di Yogya
Cara Mengetahui Jumlah Cairan Tubuh Yang Hilang
Petisi Buku 33 Tokoh Sastra untuk Kemendikbud
Petisi Pegiat Sastra Tolak Buku 33 Tokoh Sastra
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.