MENURUT sebuah survei yang dilakukan Muslimat NU dan Aisyiyah, kecenderungan seseorang untuk bercerai itu meningkat setiap tahun. Parahnya, mayoritas penggugat cerai itu adalah wanita.
Rupanya, ada banyak faktor yang mendorong seorang wanita melakukan tindak perceraian dengan suaminya. Prof. Dr. Fasli Jalal, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Negara mengatakan, wanita yang dinikahkan dengan orangtuanya secara paksa akan rentan terhadap perceraian.
"Mereka yang dijodohkan orangtuanya dan tidak cinta sama sekali rentan terhadap perceraian. Selain itu, tidak adanya rasa cinta lagi satu sama lain, juga mendorong seseorang untuk bercerai," tuturnya kepada Okezone di kediaman Martha Tilaar, bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Oleh sebab itu, untuk menekan angka perceraian yang kerap terjadi di tengah-tengah masyarakat, Fasli Jalal menyarankan kepada para pasangan yang menikah untuk memiliki pembekalan dan niat yang baik saat melangsungkan pernikahan.
"Mereka yang mau menikah harus memiliki pembekalan tentang menjaga biduk rumah tangga," tambahnya.
Menurutnya, banyak kita melihat bahwa wanita dengan mudah dan leluasa mengucap kata cerai dan mengingkari janji pernikahan. Padahal, dalam buku pernikahan terlampir sebuah janji setia suami dan istri, serta doa-doa suci untuk mengeratkan tali pernikahan.
(tty)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.
