Pages

Senin, 20 Januari 2014

Liputan6 - RSS 0.92
Liputan6.com merupakan situs berita aktual, tajam, terpercaya yang dimiliki SCTV 
Curious about the benefits of meditation?

In just a few minutes daily, this course will teach you how to relax and relieve stress. Even with a full schedule, you will want to make time for this!
From our sponsors
Sosiolog: Banjir Akibat Ketamakan Manusia
Jan 20th 2014, 09:11

Posted: 20/01/2014 16:00

Sosiolog: Banjir Akibat Ketamakan Manusia

(Liputan6.com/Abdi Susanto)

Liputan6.com, Sosiolog Universitas Nasional (Unas) Nia Elvina MSi menilai bahwa penyebab banjir, khususnya di Jakarta, bukan sekadar persoalan ekologis.

"Karena persoalan banjir ini jika kita kaji sama seperti persoalan krisis ekonomi yang disebabkan oleh tindakan manusia, lebih tepatnya karena tindakan manusia yang tamak, dan akumulasi keuntungan yang terus-menerus," kata Nia Elvina di Jakarta, seperti dikutip dari Antara Senin (20/1/2014).

Memberikan ulasan mengenai persoalan mendasar banjir yang terjadi di Indonesia, khususnya daerah Ibu Kota Jakarta, dirinya tidak sepakat dengan pandangan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ketika yang menyatakan bahwa persoalan banjir Jakarta hanya sebatas persoalan ekologis dan lebih disebabkan oleh daerah penyangga, terutama Bogor.

"Saya kira itu kurang tepat," kata anggota Kelompok Peneliti Studi Perdesaan Universitas Indonesia (UI) itu.

Karena itu, ditegaskannya bahwa penyebab banjir bukan murni faktor alam, atau jika jika meminjam istilah ekonom, bukan bersifat eksogen.

Nia Elvina mengatakan bahwa persoalan banjir di Jakarta lebih banyak kepada persoalan manusianya, kebijakan yang sangat berpihak kepada kepentingan manusia yang tamak.

Ia merujuk data dari Dinas Perhubungan dan Pekerjaan Umum Jakarta yang menyebutkan bahwa izin perluasan jalan tol semakin bertambah, yang sebagian besar area jalan tol tersebut notabene adalah daerah resapan air.

Tidak jarang juga, kata dia, perluasan jalan tol juga membabat taman kota. Kemudian pemberian izin pengembangan bisnis properti yang tidak mempertimbangkan daerah resapan air.

"Jadi saya kira persoalan banjir di Jakarta lebih banyak pada persoalan pengaturan tindakan manusia yang tamak ini," kata Sekretaris Program Sosiologi Unas itu.

Jadi selama kebijakan yang diambil oleh Gubernur DKI Jakarta masih cenderung mendukung berkembangnya manusia tamak dimaksud, kata dia, selama itu juga persoalan banjir tidak akan selesai.

"Saya kira juga Gubernur Jakarta harus punya sikap ksatria dalam memimpin, yakni harus menghilangkan tendensi negatif yang berkembang dalam masyarakat sekarang bahwa Gubernur hanya berlindung image 'ndeso'nya dan sentimentilnya, tetapi kebijakan yang Gubernur Jakarta ambil sangat borjuis," katanya.

Ia melihat belum ada kebijakan yang progresif untuk membela kepentingan masyarakat kelas bawah atau masyarakat Jakarta secara luas.

(Abd)

Berita Rekomendasi

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions