Posted: 16/01/2014 14:00
(telegraph.co.uk)
Liputan6.com, New York : Mencuci tangan dengan sabun dan air jelas membantu menjaga kesehatan tubuh. Namun, bagaimana kalau dalam suatu waktu tidak ada kucuran air bahkan sabun yang dibutuhkan. Terpaksa deh menggunakan hand sanitizer.
Berita Terkait
Dan sartu hal lagi, seperti ditulis Everydayhealth, Kamis (16/1/2014), kebanyakan orang berpesan bahwa mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air dapat membantu mencegah pilek dan flu. Tapi ketika tidak ada wastafel di sekitar kita, biasanya orang menggunakan hand sanitizer yang dipercaya bisa membunuh kuman. Tapi benarkah hand sanitizer bisa menyebabkan kuman menjadi resisten (kebal) terhadap antibiotik.
Sebuah penelitian dari University of Michigan menunjukkan bahwa triclosan yang ada pada hand sanitizer dapat menyebabkan beberapa bakteri menjadi resisten terhadap antibiotik.
"Saat ini beberapa penelitian di laboratorium menunjukkan bahwa triclosan dapat meningkatkan risiko resistensi antibiotik," kata director of clinical microbiology and diagnostic immunology di NYU Langone Medical Center in New York City, Philip Tierno, MD.
Bahkan pada bulan Desember lalu, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA) mengumumkan bahwa produsen sabun antibakteri perlu membuktikan produknya lebih efektif daripada sabun biasa dan aman digunkaan dalam jangka panjang. Dan aturan ini tidak berlaku untuk tisu basah dan hand sanitizer.
Padahal Badan Perlindungan Lingkungan (Environmental Protection Agency) saat ini benar-benar sedang memperhatikan produk hand sanitizer yang dapat menyebabkan resisten kuman.
"Perhatian utamanya adalah triclosan. Bagaimanapun, hand sanitizer juga tidak melindungi terhadap virus pula. Maka itu, perlu diketahui, flu itu disebabkan oleh virus bukan bakteri," kata Dr Tierno.
Tierno mengatakan, hand sanitizer dengan alkohol sebenarnya tidak pernah bertanggung jawab dalam menghilangkan bakteri bahkan bisa mengakibatkan resistensi antibiotik. Penggunaan pembersih tangan mengandung 60 persen alkohol ini memang direkomendasikan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat sebagai alternatif untuk mencuci tangan bukan sebagai pembersih tangan yang utama.
Hand sanitizer atau Sabun dengan Air ?
Alkohol dalam hand sanitizer memang bisa membunuh bakteri dan melakukannya dengan cepat. Sebaliknya, mencuci tangan dengan sabun hanya bisa membuat kuman pergi.
"Jika Anda tahu Anda telah terkena kuman, mungkin Anda ingin menggunakan hand sanitizer ini. Hal ini biasanya juga dianjurkan di rumah sakit dan layanan kesehatan lainnya," kata Tierno.
Salah satu masalah kuno dalam mencuci tangan yang baik adalah sebagian besar orang tidak melakukannya dengan benar atau cukup lama.
"Cuci tangan yang benar itu dilakukan selama 15 sampai 20 detik dan mencapai sela-sela jari dan bawah kuku Anda. Masalahnya, kebanyakan orang tidak melakukan itu dan itulah masalah yang besar," tambahnya.
Sementara itu, seorang spesialis paru di Lenox Hill Hospital di New York City, Len Horovitz , MD sepakat bahwa cuci tangan dengan sabun dan air bisa juga membantu.
"Alasan yang paling penting untuk mencuci dan membersihkan tangan rutin adalah ketika Anda menyentuh wajah, Karena ini cara kuman masuk ke dalam tubuh Anda dan Anda sakit. Jika Anda tidak ingin sakit, jangan pernah menyentuh wajah Anda," jelasnya.
(Fit/Abd)
Berita Rekomendasi
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.