Posted: 02/12/2013 16:30
Liputan6.com, Jakarta : Prosedur paling efektif untuk menyelamatkan pasien dengan gagal hati akut adalah dengan cara melakukan transplantasi hati dari donor hidup (Living Donor Liver Transplant/LDLT).
Transplantasi hati bisa berasal dari pendonor yang sudah mati (kadever) maupun pendonor yang masih hidup (living donor). Tapi yang sangat dianjurkan adalah dengan pendonor yang masih hidup.
Ahli bedah transplantasi hati terkenal di dunia asal Jepang, Dr. Koichi Tanaka mengatakan, terlalu lama bila harus menunggu pendonor meninggal dunia. Sebab, bila terlalu lama, kondisi si penerima akan semakin memburuk.
"Untuk itu, memang lebih baik dengan cara LDLT ini. Tanpa prosedur ini, seringkali pasien menjalankan transplantasi saat kondisi tubuhnya semakin terpuruk," kata Dr. Koichi Tanaka.
Demikian disampaikan pria yang telah melakukan lebih dari 2.000 prosedur LDLT dalam acara 'Sing-Kobe Liver Transplant Centre Mount Elizabeth Novena Singapore: Gudangnya Ahli Transplantasi Ternama Dunia', di Hotel Interkontinental, Jakarta, Senin (2/12/2013).
Di dalam tubuh manusia, hati merupakan organ paling kompleks yang memiliki peran penting dan bekerja selama satu hari penuh tanpa henti. Selain itu, fungsi dari hati pun dapat menghilangkan racun yang masuk ke dalam tubuh manusia.
Lebih lanjut Dr. Konichi Tanaka mengatakan, ada beberapa kriteria dari pasien yang dapat melakukan tranplantasi hati, yaitu:
- Pasien tersebut tidak ada cara lain untuk menyelamatkan nyawa pasien tersebut kecuali operasi.
- Kemungkinan besar pasien akan mendapatkan kesempatan hidup lebih lama bila mendapatkan transplantasi ini.
- Tidak ada gangguan lain. Dalam artian, terselematkan dari liver transplantasi, tapi meninggal dunia karena komplikasi ginjal.
(Adt/Abd)
Berita Rekomendasi
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.