Pages

Kamis, 12 Desember 2013

health.detik
Detik.com sindikasi 
Economist GMAT Tutor.

The results you want. The flexibility you need. Claim your 7-day free trial today.
From our sponsors
Tak Dapat Bakteri dari Vagina, Bayi Lahir Caesar Lebih Rentan Asma
Dec 12th 2013, 12:50

Singapura, Karena tak ingin merasakan sakit saat melahirkan, banyak ibu-ibu hamil zaman sekarang yang meminta melahirkan secara caesar meski tak memiliki indikasi medis. Ada juga yang meminta caesar karena ingin memilih tanggal lahir yang cantik untuk si bayi. Padahal, bayi yang lahir secara caesar lebih rentan terkena alergi dan asma.

Jika Anda tidak memiliki indikasi medis yang mengharuskan untuk melahirkan secara caesar, sebaiknya jangan pernah meminta dokter untuk melakukannya. Sebab, melahirkan secara caesar justru banyak memberikan efek merugikan untuk bayi.

Bayi yang lahir normal per vaginal (melalui vagina), tubuhnya akan mendapat bekal antibodi dari sang ibu, yaitu bakteri yang ada di vagina sebagai jalan lahir. Sedangkan bayi yang lahir secara caesar, ususnya menjadi steril karena tidak mendapatkan mikrobiota dari ibu, yang akhirnya bisa menurunkan kekebalan tubuh si bayi.

"Kalau lahir caesar, usus bayi menjadi steril karena tidak dapat mikrobiota dari ibu. Ibaratnya mikrobiota itu sangu dari si ibu," jelas Dr. dr. Anang Endaryanto, SpA(K), dari Divisi Alergi Imunologi, Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUD Dr. Soetomo-FK Universitas Airlangga, dalam acara 'Kunjungan Media ke R&D Centre Nutricia Singapore', di Helios Building, Biopolis Street, Singapura, Kamis (12/12/2013).

dr Anang menjelaskan, mikrobiota yang diperoleh bayi saat proses persalinan sangat berguna untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan memproduksi sel T regulator. Dampaknya, bayi lebih berisiko terkena asma, alergi dan infeksi.

Sel T regulator yang jumlahnya sedikit juga menyebabkan anak lebih sering mengalami peradangan atau inflamasi. Dalam jangka panjang, ini bisa memicu penyakit tidak menular yang lebih berbahaya seperti atopic dematitis, allergic rhinitis, otitis media, infeksi pernapasan, gangguan perilaku, olfactory disorders, obesitas, bahkan kanker paru.

"Terjadi inflamasi terus-terusan. Inflamasi atau peradangan itu seperti dibakar, merah, panas, demam. Kalau ini terjadi terus-terusan, akan meningkatkan risiko penyakit tidak menular yang berbahaya di kemudian hari," tambah dr Anang.

Namun menurut dr Anang, kondisi ini masih bisa diperbaiki dan asma pada anak lahir caesar bisa dicegah dengan pemberian nutrisi yang baik pada usia-usia pertama kehidupannya (early life nutrition), seperti memberikan ASI (air susu ibu) secara eksklusif selama 6 bulan, susu formula yang hipoalergenik, juga mengenali setiap alergen yang mungkin menjadi pemicu timbulkan alergi dan asma pada anak kelak.

(mer/vit)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Media files:
195233_123441_kakibayigetty.jpg (image/jpg, 0 MB)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions