Pages

Kamis, 10 Juli 2014

Berita Dunia Kesehatan Terbaru, Tips Posisi Seks, Cara Diet Sehat
Berita Kesehatan Liputan6.com menyajikan kabar terbaru dunia kesehatan, tips hidup sehat, cara diet alami hingga posisi gaya seks terpopuler 
Shop Tervis tumblers.

Create a one of a kind personalized gift. It's fun and easy to design!
From our sponsors
Dr. Samuel Oetoro: Papa yang Suruh Saya Jadi Dokter
Jul 10th 2014, 05:00, by Fitri Syarifah

Menjadi dokter ternyata bukan impian ahli gizi Dr. dr. Samuel Oetoro, MS, Sp.GK

Liputan6.com, Jakarta Menjadi dokter ternyata bukan impian ahli gizi Dr. dr. Samuel Oetoro, MS, Sp.GK. Sedari kecil, Samuel mengaku dipaksa sang ayah menjadi dokter. Bukan tanpa sebab, ayah yang hanya lulusan SMP mengatakan selalu susah berobat. Untuk mendapatkan obat, katanya, ayahnya sampai menggedor-gedor pintu rumah dokter di malam hari.

"Papa punya obsesi, anak saya harus jadi dokter. Mungkin karena zaman dulu berobat itu susah, harus diketuk pintunya, ditanya susah. Makanya dia kepingin anaknya jadi dokter," kata Samuel saat ditemui Liputan6.com saat acara perolehan gelar doktor untuknya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, ditulis Kamis (10/7/2014).

Yang lucu, kata Samuel, sejak TK setiap ditanya keluarga atau saudara tentang apa cita-citanya, ayahnya yang selalu menjawab. "Samuel kalau besar mau jadi apa? kata papa, mau jadi dokter."

Lulus SMA, ayahnya ternyata masih terus memaksa anaknya untuk menjadi dokter. Tak tangung-tanggung, sejumlah kota yang memiliki fakultas kedokteran di Indonesia disambanginya agar Samuel masuk Fakultas Kedokteran.

"Zaman dulu, kalau mau kuliah harus mengikuti ujian di kampus masing-masing. Tidak seperti sekarang, bisa ujian di satu tempat tapi bisa memilih universitasnya. Waktu itu, papa sampai keliling dan mendaftarkan saya untuk masuk Fakultas Kedokteran. Dia ke Semarang, Yogya, Semaran dan Bandung. Dia yang beli formulir, dia yang bawa dan dia pula yang membawa formulir itu ke universitas yang dituju. Tugas saya cuma mengisi, tanda tangan dan ikut tes saja," katanya.

Setelah mengikuti bimbingan kedokteran, akhirnya saya masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Di tempat itulah, Ia mulai merasa terpaksa menjalani kuliah. Meski begitu, ia terus mencoba melawannya.

"Tingkat pertama saya cuma belajar sekadarnya, habis dipaksa masuk. Tapi mulai tuh tingkat kedua, pelajarannya menarik. Dari situ cita-cita saya mulai terbangun. Dan sampai akhirnya lulus program kedokteran," jelasnya.

(Gabriel Abdi Susanto)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Media files:
DSC_0047.JPG
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions