Jakarta, Selama ini upaya penanggulangan kasus demam berdarah difokuskan pada pemberantasan nyamuk atau jentiknya. Langkah tersebut harus dilakukan secara rutin. Nah, kini para ilmuwan sedang mengembangkan cara lain yang dianggap lebih efektif karena tak perlu dilakukan berulang-ulang.
Metode yang diadaptasi dari hasil penelitian di Australia tersebut dilakoni dengan menyebarkan nyamuk Aedes aegypti yang telah disisipi Wolbachia, bakteri yang dapat memperpendek usia nyamuk sekaligus memblokir replikasi virus dengue. Tahun 2011, peneliti di FK UGM mengimpor nyamuk tersebut lantas mengembangbiakkannya melalui perkawinan dengan nyamuk lokal. Setelah melakukan beberapa pengujian, awal tahun 2013 lalu generasi ke-5 dari nyamuk impor tersebut mulai dilepaskan ke dua desa di wilayah Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Lantas, apa keunggulan metode ini ketimbang metode penanggulangan lain yang selama ini dilakukan--misalnya pemberantasan nyamuk melalui fogging atau pemberantasan jentik nyamuk melalui PSN dan gerakan 3-M (menguras, menutup, mengubur)?
Peneliti utama dalam studi tersebut, dr Riris Andono Ahmad, MPH, PhD, menuturkan bahwa metode ini memiliki beberapa kelebihan. Pertama, metode penyebaran nyamuk ber-Wolbachia ini lebih alami ketimbang penggunaan insektisida dalam fogging maupun larvasida dalam PSN. Selanjutnya, metode ini juga tak perlu dilakukan berulang-ulang seperti PSN atau gerakan 3-M.
Ia menuturkan bahwa jika nyamuk dilepaskan di kawasan permukiman lalu melakukan perkawinan dengan nyamuk lokal, nyamuk-nyamuk tersebut akan melahirkan generasi nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia yang 'lumpuh' alias tak bisa menyebarkan virus dengue penyebab DDBD. Nyamuk-nyamuk tersebut bisa dianggap seperti nyamuk biasa yang tak berbahaya.
"Karena begitu kita melepas, jika mereka bisa bertahan di alam, kita tidak harus melakukan interfensi apapun lagi," terang dr Riris, atau yang lebih kerap disapa dr Doni.
Tak hanya itu, perkawinan antara jantan ber-Wolbachia dengan betina lokal akan menghasilkan keturunan letal. Telur-telur mereka tidak akan menetas menjadi jentik nyamuk. Hal ini diyakini juga membantu menekan populasi Aedes aegypti non-Wolbachia.
"Yang menarik, kalau jantan Wolbachia kawin dengan betina lokal tidak ber-Wolbachia, telurnya tidak akan menetas. Ini juga punya efek untuk menekan populasi nyamuk (Aedes aegypti)," pungkas dr Doni ketika ditemui detikHealth di Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran UGM, dan ditulis pada Kamis (8/5/2014).
(vit/vit)